Friday, April 13, 2007
Zuhud
Zuhud itu ada 10 perkara dan setinggi-tinggi darjat zuhud sama dengan serendah-rendah darjat wara'; setinggi-tinggi darjat wara' sama dengan serendah-rendah darjat yaqin; Setinggi-tinggi darjat yaqin sama dengan serendah-rendah darjat redha; Ketahuilah, sesungguhnya zuhud itu terdapat dalam suatu ayat dalam Kitabullah iaitu firman-NYA:'... supaya kamu jangan berduka-cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-NYA kepadamu.':: Jika kalian melihat orang yang baik dalam bertutur-kata, gerak-geri dan perilakunya dengan logika yang merendah-rendah diri; Maka, berhati-hatilah jangan sampai kalian terperdaya olehnya; Sebab, banyak sekali orang yang tidak mampu memperoleh dunia dengan jalan haram disebabkan oleh kekecilan nyali dan kelemahan serta kepengecutannya; Maka, ia lalu menggunakan agama sebagai kedok untuk menipu orang dengan perilaku lahiriahnya; Tetapi, begitu mendapatkan kesempatan untuk memperoleh sesuatu yang haram, segera ia meloncat menerkamnya.:: Selanjutnya, jika kalian melihat orang yang menahan diri dari harta yang haram; Berhati-hatilah jangan sampai kalian tertipu; Sebab, hawa nafsu perilaku itu bermacam-macam; Banyak sekali orang yang menolak barang yang haram, tapi nafsunya membawanya kepada syahwat yang menjijikkan yang dilampiaskannya dengan cara yang haram.Adapun, jika kalian melihat orang yang menjauhkan diri dari perilaku yang demikian itu; Maka, tetaplah berhati-hati jangan sampai kalian tertipu; Sampai kalian melihat keyakinan orang yang dianut akalnya; Sebab, banyak orang yang meninggalkan semua keburukan diatas, tapi tidak mahu berpegang pada akal yang kuat; Akibatnya, kerosakan yang ditimbulkan oelh kebodohannya jauh lebih besar dari kebaikan yang diperolehinya dengan kepandaiannya yang sedikit.:: Begitu pula, jika kalian melihat orang yang kuat logikanya; Berhati-hatilah jangan sampai kalian tertipu olehnya; Sampai kalian melihat, apakah akalnya yang mengendalikan hawa nafsunya ataukah hawa nafsunya yang menunggangi akalnya; Bagaimana kecintaannya terhadap kepemimpinan yang batil atau ketidak-inginannya terhadapnya; Sebab, di antara manusia ada yang merugi dunia dan akhirat; Ia meninggalkan dunia demi untuk memperoleh dunia dan menganggap bahawa kenikmatan menguasai kepemimpinan yang batil lebih utama dari menikmati harta benda dan kenikmatan yang mubah dan halal itu demi untuk menguasai kepemimpinan kebatilan hingga, manakala dikatakan kepadanya,"Takutlah kamu kepada ALLAH." Ia malahan semakin kukuh berpegang pada dosanya; Maka, cukuplah neraka Jahannam baginya dan itulah seburuk-buruk tempat kembali; Ia terjerumus secara membuta; Awal kebatilannya membawanya kepada hujung kerugian terjauh; Ia terbawa jauh oleh upayanya untuk memperoleh apa yang tidak dapat diperolehnya dengan cara melanggar hak sesamanya; Ia menghalalkan apa yang diharamkan ALLAH Azza Wa Jalla dan mengharamkan apa yang dihalalkan-NYA, tidak peduli terhadap sesuatu yang hilang dari agamanya jika kepadanya diserahkan kekuasaan yang ingin diperolehnya demi kekuasaan itu sendiri; Mereka itulah orang-orang yang dimarahi dan dilaknat ALLAH Azza Wa Jalla dan disediakan-NYA bagi mereka azab yang menghinakan.Yang sesungguhnya lelaki iaitu sebaik-baik lelaki adalah orang yang menjadikan hawa nafsunya tunduk mengikuti perintah ALLAH Azza Wa Jalla dan kekuatannya digunakan untuk melaksanakan ketetapan-NYA; Ia menganggap bahawa kehinaan dalam kebenaran adalah lebih dekat kepada kehormatan abadi daripada kehormatan dalam kebatilan; Ia tahu bahawa sedikitnya harta yang dimiliki dalam kesempitan hidupnya akan membawa kepada kenikmatan lestari di negeri yang tidak akan binasa serta tidak akan lenyap dan bahawa banyaknya harta yang dapat diperoleh dengan jalan mengikuti hawa nafsu akan membawanya kepada seksa yang tidak akan terputus atau hilang; Inilah manusia sejati, berpeganglah padanya dan ikutilah jalan hidupnya dan ber[wasilah]lah kepada Tuhanmu dengannya sebab doanya tidak akan ditolak dan usahanya tidak merugi.:: Apa akal itu; Bagaimana kedudukannya; Apa yang boleh dicapainya dan apa yang tidak dapat dicapainya serta apa pula tahapan-tahapannya? :::: Sesungguhnya akal itu adalah ikatan yang mencegah kebodohan. Hawa nafsu adalah bagaikan binatang yang paling bodoh. Jika tidak diikat, ia akan tersesat. Oleh sebab itu, akal merupakan ikatan yang dapat mencegah manusia dari kebodohan. ALLAH Azza Wa Jalla yang menciptakan akal itu berkata kepadanya: 'Majulah! Lalu, ia maju; Dan berkata lagi: 'Mundurlah! Maka, mundurlah ia.ALLAH Azza Wa Jalla berkata: 'Demi keagungan dan kemuliaan-KU; Sebenarnya, AKU tidak menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih taat daripadamu. Keranamu, AKU memulai ciptaan dan keranamu pulalah AKU mengakhirinya. Bagimulah pahala dan akan menimpamu pula seksaan.':: Dari [akal] muncul kerendahan hati; Dari kerendahan hati, lahir pengetahuan; Dari pengetahuan, lahir sikap konsisten pada kebaikan; Dari sikap konsisten pada kebaikan, lahir kesucian diri; Dari kesucian diri, lahir penjagaan; Dari penjagaan, lahir rasa malu; Dari rasa malu, lahir keteguhan; Dari keteguhan, lahir sikap untuk selalu berbuat baik; Dari sikap untuk selalu berbuat baik, lahir sikap membenci kejahatan; Dan dari sikap membenci kejahatan, lahir sikap untuk selalu menaati pemberi nasihat.:: [Inilah sepuluh bentuk dari sekian macam kebaikan dari tiap-tiap satu dari sepuluh itu lahir sepuluh bentuk kebaikan lagi]- yakni:Dari [kerendahan hati] lahir rasa suka pada keindahan, bergaul dengan kebaikan, menghilangkan kesusahan, menangkis kehinaan, cinta pada kebaikan, dekat dengan orang-orang yang mempunyai darjat yang tinggi, rasa pemaaf, kasih sayang, suka pada kebajikan dan diam diri. Sikap inilah yang lahir pada orang yang berakal dari sikap rendah diri.:: [Pengetahuan] akan melahirkan rasa kaya sekalipun fakir, pemurah sekalipun pelit, disegani sekalipun hina (kecil), sejahtera sekalipun sakit, dekat sekalipun jauh, malu sekalipun tidak mempunyai apa-apa, tinggi sekalipun rendah, mulia sekalipun hina, bijaksana dan beruntung. Inilah yang akan lahir pada orang yang mengamalkan ilmunya. Maka, berbahagialah orang yang berakal dan berilmu.:: Dari adanya [sikap konsisten pada kebaikan] lahir selalu berkata benar, selalu melaksanakan petunjuk, selalu berbuat kebajikan, selalu bertakwa, suka menerima kebaikan, selalu berniat baik, selalu hemat, selalu mendapat balasan baik, selalu dimuliakan dan mengetahui agama ALLAH dengan baik. Inilah yang akan dilahirkan oleh orang yang mempunyai sikap konsisten pada kebaikan. Maka, berbahagialah orang yang mampu menegakkannya pada jalan yang benar.:: Dari [sikap pemurah] lahir rasa rela, ketenangan, keberuntungan, santai (tidak teburu-buru), keutamaan, kekhusyu'an, selalu ingat (zikir), merenung, peramah dan dermawan. Inilah yang akan lahir pada orang yang berakal dengan rasa pemurahnya, selalu rela atas keputusan dan pembahagian ALLAH.:: Dari [penjagaan] lahir perdamaian, kerendahan hati, sifat wara' (tidak suka hal-hal yang syubhat, apalagi yang haram), mahu bertaubat, kefahaman, kesopanan, sikap untuk selalu berbuat baik, kecintaan serta tidak suka melontarkan kesalahan kepada orang lain. Inilah yang akan dilahirkan orang yang berakal dari sikap menjaga dirinya. Maka, berbahagialah orang yang memuliakan dan menjunjung tinggi sikap tersebut.:: Dari [rasa malu] lahir kelemah-lembutan, kasih sayang, sikap selalu mendekatkan diri kepada ALLAH (baik dalam keadaan sepi mahupun ramai/selamat) serta menjauhi kejahatan. Inilah yang akan dilahirkan oleh orang yang berakal dengan rasa malunya. Maka, berbahagialah orang yang menerima nasihat ALLAH dan takut kepada kejahatan.:: Dari [keteguhan] lahir lemah-lembut, ketegaran, ketegasan, melaksanakan amanat serta meninggalkan khianat, jujur, mampu menjaga kemaluan, mempergunakan harta demi kemaslahatan, selalu siap menghadapi musuh, mencegah kemungkaran dan meninggalkan penipuan. Inilah yang akan dilahirkan oleh orang yang berakal dengan keteguhan hatinya. Maka, berbahagialah orang yang mempertebal keteguhan hatinya dan tidak pernah tampak remeh serta bodoh, selalu pemaaf dan ramah.:: Dari [ketekunan untuk selalu berbuat baik] lahir sifat meninggalkan kekejian, menjauhi kecurangan serta menyulitkan orang, cinta pada keselamatan serta taat pada Yang Maha Pengasih, menjunjung tinggi dalil dan bukti, menjauhi syaitan, menjawab dengan adil dan selalu berkata benar. Inilah yang akan dilahirkan oleh orang yang berakal bila teguh pada kebaikan. Maka, berbahagialah orang yang selalu ingat terhadap apa yang akan terjadi padanya di masa akan datang (akhirat) dan saat ia dibangkitkan serta berfikir tentang fana.:: Dari [kebencian pada kejahatan] akan lahir kemuliaan, kesabaran, kemenangan, istiqomah (konsisten) pada jalan yang ditempuhinya, selalu mengikuti petunjuk, iman kepada ALLAH, banyak berbuat baik, ikhlas dalam segala perbuatan, meninggalkan apa yang tidak berguna dan memelihara apa yang bermanfaat bagi dirinya. Inilah yang akan lahir dari orang yang berakal bila sikap kebenciannya pada kejahatan. Maka, berbahagialah orang yang menegakkan kebenaran ALLAH dan berpegang teguh pada tali ALLAH yang kuat.:: Dari [ketaatan kepada yang memberi nasihat] lahir kemampuan akalnya akan bertambah, hati nuraninya akan lebih sempurna, terpuji pada akhirnya, selamat dari celaan, mempunyai sikap adaptasi dan rasa simpatik, menjadi pelita bagi orang lain, memelopori untuk membentuk orang lain menjadi baik, maju dalam segala persoalan dan teguh hati untuk taat kepada ALLAH. Maka, berbahagialah orang yang selamat dari pergolakan hawa nafsu.[Semuanya sifat-sifat tersebut bersumber dan lahir dari akal].:: Apa tanda-tandanya orang bodoh? ::Kalau kamu menemaninya, ia memperhatikan kamu. Tetapi kalau kamu menjauhinya, ia mencacimu; Bila ia memberimu, ia akan menyebut-nyebutnya dan bila kamu memberinya, ia mengingkarimu; Bila ia menyimpan rahsianya kepadamu, ia menuduhmu dan bila diperlukan, ia congkak dan keras kepala; Bila memerlukan, ia mengingkari nikmat ALLAH dan tidak mahu bersusah payah; Bila mendapatkan kegembiraan, ia berfoya-foya dan berlebih-lebihan; Bila sedih, ia putus asa dan bila tertawa, ia terpingkal-pingkal; Bila menangis, ia seakan-akan menjadi orang yang baik; Ia tidak mencintai ALLAH, tidak pula berusaha untuk mendekati-NYA dan tidak malu kepada-NYA. Bila kamu rela (suka), ia memujimu. Lalu berkata,"Hanya pada kamu sajalah adanya kebaikan, bukan pada yang lain." Bila marah kepadamu, ia menarik semua pujian yang dilontarkannya untukmu dan mengatakan bahawa,"Kejelekan itu hanya ada pada dirimu, tiada pada orang lain." Begitulah, sikap-sikap dan tanda-tanda orang bodoh.[Tanda-tanda Islam iaitu iman, ilmu dan amal].:: Apa tanda-tandanya iman, ilmu dan amal?[Tanda-tanda iman] itu ada empat: Berikrar terhadap keesaan ALLAH Azza Wa Jalla, mempercayai-NYA, beriman kepada kitab-kitab-NYA dan beriman kepada rasul-rasul-NYA.:: Sedangkan [tanda-tanda ilmu] juga ada empat: Mengenal ALLAH Azza Wa Jalla serta apa yang disukai-NYA, mengetahui kewajiban-kewajibannya dan menjaganya sampai ia melaksanakannya.Sedangkan [tanda-tanda amal] adalah menegakkan sholat, melaksanakan puasa, zakat dan ikhlas.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment