Kepada seorang ulama, orang-orang mulia, dan para aulia, aku mengatakan : "Berilah kami nasihat. Yang mampu menyadarkan hati. Sungguh hati kami sudah ringkih karena dosa. Sayap-sayap kami telah patah karena kesalahan. Kami, larut dalam dosa demi dosa. Kami, melanggar perintah Yang Maha Mengetahui yang ghaib. Sampai hati kami menjadi kasar kesat.
Ia lalu memberi nasihat. " Panas sekali hati ini. Duka lara yang begitu dalam, ya Rabb. Wahai Ibnu Adam, mengapa engkau lama melakukan dosa tanpa menyesal. Mengapa engkau bermain dengan neraka. Mengapa engkau sepelekan Yang Maha Memaksa. Dia yang memberimu makan siang dan malam. Dia yang menjadikanmu duduk dan menjadikanmu berjalan. Kemudian engkau bangkit berdiri dan melanggar perintah-Nya? Padahal Dia Maha Tinggi Kuasa-nya. Maha Agung kekuatannya.
Dimanakah pikiranmu wahai yang tertipu? lupakah engkau di hari perlintasan. saat melewati jembatan. Semua burung terpuruk jatuh karena takut. Semua orang tenggelam ketakutan dan kengerian. Abu Bakar ra ketakutannya membuat dirinya getar seperti burung . Dadanya mengeluarkan suara gemuruh. Umar bin Khattab ra , ketakutannya telah menjatuhkannya di atas tanah. Lalu ia dipapah oleh orang-orang. Sedangkan Utsman bi Affan ra, dzun nuurain, ketakutannya menjadikannya menangis setelah melihat kuburan. Dan lihatlah Ali bin Abi Thalib ra, ketakutannya menumpahkan air matanya. Adalah Umar bin Abdul Aziz, menangis dan dadanya juga bersuara mendidih. Ia mengatakan," Wahai manusia , ingatlah pagi hari itu. Demi Allah, andai Al Qur'an ini diturunkan diatas batu cadas, yang keras ,batu itu akan pecah. Jika ia diturunkan bebatuan, batu akan terbelah. Sementara engkau membaca Al-Qur'an dalam kondisi lalai dan lupa...Subhannallah engkau telah tertipu dengan masa muda. Engkau tertipu karena hiasan pakaian. Engkau lupa saat suatu hari jasadmu tertimbun tanah.
Maka ,jangan lalai dari dzikir kepada-Nya. Jangan lupa untuk bersuara kepada-Nya. Jangan merasa aman dari makar-nya. Dialah yang telah menyumbat hidung Fir'aun terlaknat, dengan tanah. Dialah yang mencerai beraikan seluruh pasukannya. Sungguh menderita sekali, siapapun yang mendurhakai-nya. Padahal mereka telah mendapat hempasan angin begitu hebat. Padahal dia telah membuktikan kemarahan-Nya dengan menghancurkan rumah rumah. Padahal dia telah meratakan gunung-gunung dengan mudahnya.
Rambutmu telah memunculkan uban. Tapi engkau masih menggenggam kapak kemaksiatan. Mengapa engkau tidak mempan oleh ayat-ayat? Mengapa engkau tidak bergeming dengan nasihat dan nasihat? Mengapa engkau tak mengingat kematian kematian dan kematian? Engkau tetap berlalu dengan kesombongan, dan mengendarai semua kemungkaran.
Dahulu, ibnu Wahb pernah mendengar firman Allah SWT, " Wa idz yatahaajjuna fin naar..." (Ingatlah), ketika mereka saling berbantahan di neraka. usai mendengar ayat itu ia jatuh pingsan di rumahnya. Dan tak lama kemudian ia menghembuskan nafasnya yang terakhir di sore hari itu. Dahulu Umar pernah menyimak sejumlah surat Al-Qur'an lalu terpelanting jatuh, dan sakit selama satu bulan. Air matanya seperti anak-anak sungai. Dahulu, Sofyan pernah membaca surat Al Zalzalah. Lalu ia seperti menghadapi hari kematiannya. Sungguh sebagian burung elang bisa jatuh dari langit. sungguh diantara batu-batu akan terbelah dan mengeluarkan air dari sela-selanya. Sungguh telah banyak ulama tidak sadarkan diri karena ketakutannya kepada allah S.W.T.
Periksalah hatimu. Ingatlah dosa-dosamu. Musa tersungkur ketakutan dan jatuh pingsan. Hatinya tak pernah sepi dari ketakutan dan kegelisahan. Sebagian orang-orang shalih, wajahnya berhias berkas air mata. Lalu mengapa engkau melewati pagi dan siang begitu saja ? Sedangkan Rasul seluruhnya mengatkan, duhai jiwaku, duhai jiwaku. Apakah engkau melupakan kubur wahai yang tertipu ? Apakah engkau melupakan hari kebangkitan? Hari penampakan segala yang ada dalam dada.
Sebagian orang-orang shalih ada yang datang ke tempat tidurnya. Tapi ia lalu bangun kembali, berdiri dan menangis tersedu. Orang-orang bertanya, " Ada apa dengan dirimu? " Ia lalu mengatakan ," Tiba-tiba aku teringat firman Allah " Yauma-idzin tu'radhuuna laa takhfaa minkum kaafiyah.." (Hari itu akan ditampakkan, tanpa ada yang tersembunyi dari kalian). Ayat ini saja sudah cukup.
Sa'id bin Musayyib. Imam yang sangat dicinta. Orang zuhud yang dekat kepada Allah. Salah satu matanya tak mampu melihat karena menangis. rona wajahnya menjadi kuning karena khusyu' tatkala sujud dan ruku'. Yazin bin Harun. Imam yang sangat terpercaya. Ia juga buta karena tangisan. Tapi ia tak pernah mengadu dan mengeluh. Saat orang bertanya padanya, " Apa yang engkau perbuat dengan kedua matamu yang indah ? " ia mengatakan, " aku telah mengikatnya di sisi Allah s.w.t. Aku menghilangkannya karena tangisan di waktu sahur. Karena ketakutan kepada yang Maha Kuat karena Kehendaknya.
Jika mendengar kisah-kisah ini, kita menjadi sadar akan cacat yang ada. Kita tidur sepanjang malam. Seperti kita bukan orang yang memeluk agama ini. Seorang salaf mengatakan, " Wahai yang tertipu, jika engkau mengira Allah tak melihatmu, lalu engkau melakukan perilaku ini dan itu, pasti engkau ragu. Dan jika engkau mengetahui bahwa dia melihat perilaku dan perbuatanmu, menghitung dan memantau gerak-gerikmu. Tetapi engkau tetap berani melanggar yang di larang-Nya, meremehkan tuntutan-Nya,sungguh itu pertanda engkau tidak memiliki hati dan pikiran. Tidak pernahkah engkau mengunjungi kubur? Tidak takutkah engkau melihat kubur? tidak pernahkah engkau melihat seorang yang tebujur mati ? lalu ulat berjalan di mata mereka . Kecantikan ,keindahan, pangkat,kedudukan telah pergi. Hanya amal.
Sebaik-baik air mata, air mata taubat. Semulia-mulia kesedihan adalah kesedihan orang yang kembali kepada Allah s.w.t. Kantuk yang paling menenangkan adalah kantuknya orang-orang yang melakukan tahajjud. Pakaian yang paling indah adalah pakaian ihram. Betapa nikmatnya lapar orang-orang yang puasa. Betapa nikmatnya keletihan orang-orang yang melakukan shalat. Betapa mulianya pengorbanan orang yang melakukan sedekah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment