Friday, April 13, 2007
Haruskah Karena Mengejar Akhirat, Terpuruk Didunia?
Dalam paparan kehidupan sekarang ini, manusia sering terpedaya oleh dunia,seolah-olah dunia segala-galanya. Prinsip hidup matrealisme "Kebendaanmenentukan kekuatan seseorang. telah menjadikan mereka menjadihamba dunia, sehingga setiap aktivitasnya diorientasikan untuk mengejardunia. Maka, apa yang dibicarakannya dan apa yang dilakukannya tidakterlepas dengan dunia. Karena, "Mereka bergembira dengan kehidupan didunia,padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalahkesenangan (yang sedikit).. (QS. Ar-Ra'd (13): 26)Ibadah menjadi penghalang bagi orang-orang seperti itu. Makanya, tidaksedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungansebesar-besarnya, demi kepuasan hatinya. Tapi, sebenarnya hati tidak akanterpuaskan oleh sebesar apapun hasil yang diraih, karena hatinya sudahdikuasai oleh hawa nafsu duniawiannya. Sehingga, perasaan yang merekarasakan adalah perasaan kurang terus, biarpun kekayaannya telah melimpahruah. Padahal, keuntungan di dunia ada batasnya dan keuntungan yangdidapatkan di dunia itu merupakan sebagian kecilnya saja dan bagiorang-orang seperti ini tidak ada bagian sedikit pun nanti di akhirat kelak.Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT. yang artinya:"Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkeuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di duniaKami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginyasuatu bahagianpun di akhirat (QS. Asy-Syuura (42): 20).Kalau begitu, bagaimana caranya mengejar akhirat, tetapi dunia tidakterpuruk ?Caranya dengan mengoptimalkan ibadah kita kepada Allah SWT. JadikanAl-Qur'an dan Al-Hadits sebagai petunjuk dalam beribadah kepada Allah SWT.Sehingga, apa yang diucapkan dan apa yang dilakukannya sesuai denganAl-Qur'an dan Al- Hadits. Masalah rezeki itu adalah sudah menjadi urusanAllah SWT. yang akan melimpahkan rezekinya kepada kita sebagai hambanya.Yang wajib kita lakukan adalah beribadah dan ikhtiar.Setiap Muslim dituntut bekerja sekuat tenaga dan mengerahkan segalakemampuannya. Allah SWT. menilai kesungguhannya dalam bekerja. Sebagaimanayang di firmankan oleh Allah SWT. yang artinya:"Katakanlah: 'Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah di antara kita yangakan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini..(QS Az-Zumar(39): 39).Bekerja merupakan wujud syukur kepada Allah SWT. Orang yang bekerja berartitelah menggunakan nikmat kesehatan fisik yang diberikan Allah secara baikdan benar. Sebagaimana yang di firmankan oleh Allah SWT. yang artinya:"Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikitsekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih (QS Sabaa (34):13).Apa lagi Islam menghargai orang yang makan dan minum dari hasil kerjanyasendiri. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seseorang mengonsumsi makananitu lebih baik daripada mengonsumsi makanan yang diperoleh dari hasil kerjasendiri, sebab Nabi Allah, Daud, mengonsumsi makanan dari hasilkerjanya.(HR Bukhari).Hadis ini mendorong setiap muslim untuk bekerja memperoleh kebutuhan hidupmenggunakan tangan dan kekuatan fisiknya. Kemuliaan dan kehormatannyaditentukan oleh kemampuan menggunakan potensi diri untuk bekerja. Dalambekerja harus ada rencana yang baik dan matang karena akan menentukankeberhasilan dari kerja tersebut. Rencana dibuat untuk jangka pendek danpanjang. Sebagaimana yang di firmankan oleh Allah SWT. yang artinya:"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiapdiri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yangkamu kerjakan (QS Al-Hasyr (59): 18).Kaum Muslimin diperintahkan oleh Allah untuk bekerja, tetapi ia tidakmengetahui dan bisa memastikan hasilnya. Ini pula yang mendorongnya bekerjamaksimal agar mencapai hasil memuaskan. Sebagaimana yang di firmankan olehAllah SWT. yang artinya:"Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akandiusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumimana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi MahaMengenal (QS Luqman (31): 34).Dari semua paparan ayat yang saya sampaikan diatas menunjukkan bahwa, kitatidak akan terpuruk, kalau kita benar-benar beribadah kepada Allah SWT. danbenar kata Allah, "Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akanKami tambah keuntungan itu baginya. Dan orang yang mengharapkanakhirat, dia akan benar-benar melaksanakan apa-apa yang terkandung di didalmAl-Qur'an dan Al-Hadits, sehingga jiwanya menjadi kuat. Bekerja dan berusahajuga merupakan repleksi dari pengamalan Al-Qur'an dan Al-Hadits, dan itujuga merupakan ibadah kepada Allah SWT. selama niatnya lurus, karenamengharaf ridha Allah SWT.Kesimpulannya adalah "Bukan pembangunan materi yang akan mengantarkan kepadajiwa yang kuat, akan tetapi jiwa yang kuat itu yang akan mengantar kekuatanmateri
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment