Wednesday, September 3, 2008

RAHASIA PUASA

Melalui hadis qudsi Rasulullah saw bersabda, "Segala amal perbuatan manusia yang baik itu adalah hak miliknya, kecuali puasa, sebab puasa adalah bagiKu, dan Akulah yang membalasnya.
Rasulullah saw. bersabda, "Demi Allah yang menguasai nyawa Muhammad, sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau misik (kesturi)."
Dalam sebuah surah diterangkan bahwa Allah Taala berfirman, Hai orang-orang mukmin, puasa Ramadhan telah diwajibkan kepada­mu seperti yang telah diwajibkan bagi orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. Yaitu dalam hari-hari yang telah ditentukan (yakni penuh satu bulan Ramadhan), maka siapa sakit di antaramu, atau sedang dalam bepergian, maka wajiblah berpuasa di hari-hari lain, sebaaai ganti hari-hari yang ditinggalkan." QS. Al Bagarah 183-184.
Allah Ta’ala berfirman, "Sesungguhnya dia meninggalkan syahwat dan makanan serta minumannya demi Aku, maka puasa itu bagiKu dan Aku yang membalasnya."
Puasa adalah amal ibadah yang bersifat rahasia. Di dalamnya tiada unsur pamrih atau riya' dan yang tahu pasti adalah Allah. Karena itu ibadah puasa adalah ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah. Berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya. Karena itu Allah mengis­timewakan pahala orang-orang yang berpuasa dengan ikhlas.
Nabi saw. bersabda, "Adalah ketika tiba hari Kiamat, tampaklah suatu jamaah yang melayang-layang, terbang dengan sayapnya seperti burung di atas pagar-pagar surga. Lalu malaikat penjaga surga bertanya, Siapakah kalian'?" Jawab mereka, "Kami adalah orang-orang dari umat Muhammad. " Malaikat bertanya, "Beritahukanlah kepadaku, bagaimana hisab amal kalian? " Mereka menjawab, Laa... kami tidak terkena hisab, kami lolos dari hisab." Malaikat bertanya, "Bagaimana melintasi shirat?" Jawab mereka, "Tidak, kami tidak melintasi shirat . Malaikat menjadi tercengang, "Mengapa kalian sampai pada tingkat kedudukan yang tinggi ini`?" Jawab mereka, "Ketika hidup di dunia kami beramal taat dan beribadah kepada Allah dengan penuh rahasia. Karena itu kami sampai ke tingkat tertinggi di surga ini pun berlangsung secara rahasia."
Diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya setan masuk ke dalam tubuh manusia mengikuti jalan darah maka sempitkanlah jalannya dengan rasa lapar." Dan beliau saw. sering memberi nasihat kepada Aisyah ra. "Sering-seringlah mengetuk pintu surga." Aisyah ra. bertanya, "Dengan cara apa?" Jawab Nabi Muhammad saw "Dengan cara lapar. " Kemudian Nabi Muhammad saw. melanjutkan sabdanya,” Kalau saja setan-setan tidak berkeliaran di hati manusia, tentulah mereka melihat kepada kerajaan langit. Puasa itu membantu mematahkan syahwat.
Ditegaskan dalam fiqih bahwa seseorang boleh berbuka (tidak puasa jika dalam keadaan darurat, misalnya karna sakit keras dan jika berpuasa maka dikhawatirkan bertambah parah, dalam perjalanan dan sebagainya,
Rasulullah saw. bersabda, "Lima perkara yang diberikan kepada umatku dan tidak pernah diberikan kepada umat lain sebelumnya, yaitu :

1. Allah memandang umat ini penuh dengan rahmat, pada malam Bulan Ramadhan, padahal siapa yang dipandang penuh rahmat olehNya, maka Allah tidak akan menyiksa untuk selama-lamanya.
2. Para malaikat beristighfar bagi umat ini atas perintah Allah.
3. Bau mulut orang berpuasa di sisi Allah akan diganti dengan bau harum ­melebihi minyak kasturi.
4. Allah berfirman dan menyuruh surga agar memperindah diri, dan beruntungkan bagi hambaKu yang mukmin sebab mereka adalah para kekasihKu.
5. Allah mengampuni seluruh umat ini (umat Muhammad saw.)."

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, siapa berpuasa di bulan Ramadhan penuh keimanan dan keikhlasan maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu."
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya setiap bulan Ramadhan, Allah membebaskann penghuni neraka sebanyak enam ratus ribu orang telah mendapat siksa hingga lailatul Qadar, bahkan di malam Laila­tul Qadar Allah membebaskan mereka dengan jumlah lebih besar dariitu, yaitu sejumlah mereka yang dibebaskan sejak awal Ramadhan, kemudian ­tepat pada hari raya Fitri, lebih besar lagi, yaitu Allah membebaskan penghuni neraka sejumlah bilangan mereka yang telah dibebaskan sejak awal Ramadhan hingga Idul Fitri."
Dari Jabir ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Jika malam Ramadhan berakhir, seluruh makhluk-makhluk besar, sekalian langit, bumi dan para malaikat menangis. Mereka menjadi bersedih karna benca­na yang menimpa umat Muhammad. " Para sahabat bertanya, "Bencana apakah ya Rasul?" Jawab Nabi saw. "Bencana kepergian bulan Ramadhan, scbab di dalam bulan Ramadhan segala doa pasti dikabulkan, semua scdekah diterima, dan amal-amal baik dilipatgandakan pahalanya, tetapi penyiksaan sementara dihapus. "
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya di bulan Ramadhan Allah menyuruh Kiramul Katibin (para petugas pencatat amal yang mulia) agar menulis amal-amal kebaikan umat Muhammad tanpa mengikutsertakan amal-amal perbuatan buruk mereka, dan Allah melenyapkan semua dosa mereka yang telah lalu."
Ketahuilah bahwa puasa itu ditetapkan oleh hilal (bulan sabit) di bulan Ramadhan dengan berita dari seseorang yang adil. Sedangkan hilal Syawal ditetapkan oleh dua orang yang dapat dipercaya ketika ia melihatnya kemudian diputuskan oleh qadli atau tidak. Karna itu setiap orang yang mengamalkan menurut dugaannya yang kuat haruslah berniat di waktu malam.
Melakukan niat di malam harinya adalah wajib. Seseorang tidak boleh ragu, apakah besok telah masuk bulan Ramadhan (atau telah babis waktunya) atau tidak. Misalnya dengan berniat: Aku berpuasa jika besok bulan Ramadhan. Niat yang demikian ini tidak boleh.
Telah diketahui bersama bahwa berpuasa menurut syariat ialah tidak memasukkan sesuatu makanan dan minuman serta suntikan ke dalam tubuh. Semua itu akan merusak puasa. Namun jika seseorang bercanduk (mengeluarkan darah kotor dari kepala) atau memakai celak, tidaklah merusak puasa.
Begitu juga benda-benda yang masuk ke dalam tubuh secara tidak sengaja, maka tidak membatalkan puasa. Misalnya debu atau lalat ke dalam mulut. Air secara tidak sengaja tertelan ketika berkumur atau ketika menghirupnya ke hidung. Menelan lendir dari dahak tidaklah juga membatalkan puasa.
Orang yang ketika berpuasa kemudian melakukan jimak (bersetubuh), maka wajiblah ia untuk membayar kafarat. Sedangkan orang yang batal puasa karena makan dan minum, tidak dikenakan kafarat, hanya saja harus mengganti pada bulan-bulan lain.
Adapun kafarat adalah membebaskan seorang budak. Jika tidak ada budak, maka ia harus berpuasa dua bulan penuh. Jika tidak maka ia harus memberi makan enam puluh orang miskin, masing masing satu mud.
Tingkatan-Tingkatan Orang Berpuasa
Tingkatan orang berpuasa itu ada tiga macam, yaitu puasa umum,puasa khusus dan puasa khawashul khawash.
1. Puasa umum
adalah puasa yang dikerjakan oleh kebanyakan orang umat- orang awam-. Mereka sebatas menahan diri dari makan, dan bersetubuh dengan istrinya. Selama berpuasa, mereka tidak mengendalikan lisannya dari maksiat, tidak dapat mengendalikan dari sifat-sifat buruknya.

2. Puasa khusus,
yaitu puasa yang dikerjakan oleh para shalihin. Mereka mengekang anggota badannya dari perbuatan dosa. Hal in dicapai jika seseorang memenuhi lima perkara secara istiqamah, yaitu :
a. Menundukkan pandangan mata dari sesuatu yang tercela menurut agama (menghindari pandangan dari maksiat).
b. Memelihara lisan dari ghibah, dusta, adu domba dan palsu. Rasulullah saw bersabda, "Ada lima perkara yang merusak pahala puasa, yaitu dusta, ghibah, adu domba, sumpah palsu dan memandang dengan penuh syahwat. "
c. Memelihara telinga dari mendengarkan sesuatu yang dibenci oleh agama.
d. Memelihara segenap anggota tubuh dari sesuatu yang dibenci agama. Hal ini termasuk memelihara perut untuk mencegah makanan yang bersifat syubhat ketika sahur atau berbuka. Apa artinya ber­puasa mengekang makanan halal di siang hari, jika ketika berbuka memasukkan makanan yang haram atau syubhat. Ini bagaikan orang yang membangun sebuah gedung di tengah kota, lalu kota itu dihancurkan. Sabda Nabi saw. "Kebanyakan orang berpuasa tidak mampu memetik hasilnya, kecuali lapar dan dahaga."
e. Tidak terlalu banyak mengisi perut di di saat berbuka, sekalipun makanan itu halal, sebab Nabi saw. bersabda, `'Tiada orang yang lebih dibenci Allah dibandingkan orang yang suka memenuhi pe­rutnya, sekalipun makanan yang halal."

3. Puasa khawashul khawash,
ialah puasa khusus. Puasa ini tingkat­annya lebih tinggi karena tidak hanya memelihara anggota badan tetapi memelihara hati dari kemauan dan pikiran-pikiran yang rendah yang bersifat duniawi. Seseorang yang mencapai tingkatan ini akan berpuasa dengan niat yang terus-menerus karena Allah. Dicegahnya hati dari perasaan riya'. Bagi orang yang sudah khawash ini, jika berpuasa kemu­dian hatinya memikirkan selain Allah, maka ia merasa puasanya telah gugur. Puasa yang demikian ini setingkat dengan puasa para Nabi dan para shidiqin. Dan memang demikianlah tujuan dan hakikat puasa.

No comments: