Monday, July 21, 2008

Terpuruknya Kemuliaan Diri

Nasib manusia tak ubahnya seperti roda yang berputar
Kadang ia berada di atas
namun pada kali lain tiba-tiba berada di bawah

Hari ini seseorang mungkin tengah asyik menikmati karunia kemuliaan
Hidup penuh gelimang penghargaan, penghormatan,
dan pujian dari sesama manusia lantaran harta, gelar,
dan jabatan tergenggam di tangan.
Akan tetapi, esok lusa mungkin ia jatuh terpuruk menjadi makhluk
yang hina dina. Hidup berlumuran aib, sehingga ke mana pun kakinya melangkah, cercaan, celaan, cibiran, dan cemoohan senantiasa menimpuki sekujur tubuhnya.
Orang-orang yang dulu menghormati dan mengalunginya dengan sanjung puji
telah menjauhinya sejauh-jauhnya

Tinggallah ia sendiri menjalani hidup tanpa harga diri.
Beruntunglah bila semua hanyalah "sekadar" ujian dari Allah
dan disadari sepenuhnya,
sehingga ia pun menjadi ahli syukur ketika ujian berupa bala bencana
datang mendera.Tetapi, sungguh amat celaka bila semua itu tak lebih merupakan laknat Allah
sehingga datangnya dunia membuat ia terlena,
sehingga ia tidak punya harga hidup di dunia.

Sedangkan datangnya bencana membuat dirinya benar-benar tidak lagi punya harga hidup di dunia.
Baik dalam pandangan manusia maupun dalam pandangan-Nya.
Harga diri adalah barang teramat mahal
yang sekali-kali tidak akan bisa dibeli dengan uang. Namun, sayangnya manusia yang telah mabuk dengan harta, gelar,
dan kedudukan, justru beranggapan bahwa harga diri akan datang
bila segala asesoris duniawi itu tergenggam erat di tangan

Padahal, demi Allah,
itulah jiwa materialistis yang akan menghancurkan harga diri seseorang.

Menurut Prof Emil Salim, ada lima ciri bangsa yang telah terasuki karakter kapitalistik.

Pertama,
segalanya hanya diukur dengan materi

Kedua,
rakus, tamak, dan tidak pernah merasa puas dalam memenuhi kebutuhan diriKetiga,
aji mumpung

Keempat,
individualistis atau hanya mau mementingkan dirinya sendiri

Kelima,
hanya mau berkalkulasi untung rugi

Sekiranya kita telah ikut terasuki karakter seperti ini, maka hancurnya harga diri dan tinggal menunggu waktu.

Apa saja faktor penghancur harga diri tersebut ?

Tak tahu malu dan enggan membalas jasa budi baik orang lain
merupakan dua di antara empat karakter negatif
yang sangat potensial membuat terpuruknya kemuliaan diri itu. Tidak tahu malu
Inilah faktor pertama yang sangat potensial dapat menghancurkan harga diri kita
Sekali seseorang tebal muka, bermuka badak,
maka ia tidak akan pernah merasa malu kalau hidupnya menjadi beban bagi orang lain.
Di rumah, di kantor, maupun di lingkungan masyarakatnya
ia hanya menjadi beban lantaran telapak tangannya selalu
ia tadahkan kepada orang lain.

Ketika pergi ke sekolah atau ke kantor, ia sangat senang mencari tumpangan.la begitu menikmati jok mobil atau motor temannya tanpa sedikit pun terlintas di benaknya untuk membalas jasa, membelikan bensin atau mencucikan kendaraannya, misalnya.

Hidup berkeluarga, bertahun-tahun ikut numpang di rumah mertua,
namun semuanya ia jalani dengan ringan, tanpa berpikir sama sekali untuk turut membayarkan listrik, telepon, atau air ledeng yang sehari-hari dipakainya.

Pemuda yang telah tamat sekolah, susah mencari kerja,
tetapi sehari-hari hanya duduk mencangkung,
sementara batang demi batang rokok ia isap,
yang uang pembelinya ia dapatkan dari orang tua. Siapa pun yang selama hidupnya hanya mengharapkan uluran tangan orang lain
tanpa kemauan untuk suatu ketika memberikan sesuatu kepada orang lain,
maka sehebat apapun ia, manusia-manusia benalu semacam ini tidak akan pernah mempunyai nilai.

Islam mengajarkan, harga diri kita harus dijaga sekuat-kuatnya
Allah yang Mahakaya tidak mungkin lupa terhadap kebutuhan hamba-hamba-Nya

Terlalu berharap banyak dari makhluk,
banyak suka terhadap apa yang ada di tangan orang lain; semua ini hanya akan membuat rontoknya wibawa dan kemuliaan diri kita. Benar, kita memiliki beberapa kekurangan yang membuat kita membutuhkan pertolongan orang lain
Akan tetapi, hal yang harus kita ingat baik-baik adalah
bahwa setiap kali kita menjadi beban bagi orang lain, maka kita pun harus berjuang sekuat tenaga
agar bisa meringankan beban orang lain semampu kita

Belajarlah untuk malu menikmati sesuatu yang bukan menjadi hak kita
Karena, tanpa ini kita tidak akan pernah mempunyai harga
dalam mengarungi hidup di dunia ini. Tidak tahu balas budi
Membalas budi baik yang pernah dilakukan orang lain terhadap kita, sebenarnya bukanlah perkara yang sulit
Akan tetapi, sungguh tidak banyak orang yang memiliki kemauan
dan kemampuan semacam ini.
Padahal, ketika sangat membutuhkan bantuan seseorang
Kita begitu bersungguh-sungguh mengiba
karena amat berharap orang sudi memberikan pertolongan

Namun. begitu masalah terpecahkan, kita pun segera melupakannya
seolah-olah jalan keluar itu datang dengan sendirinya. Satu contoh ringan saja
Ketika sakit biasanya kita segera pergi ke dokter untuk berobat
Namun, apa yang terjadi setelah penyakit sirna dari tubuh ?
Kita pun segera kembali tenggelam dengan kesibukan sehari-hari

Hampir tidak pernah terlintas dalam pikiran kita untuk mengangkat gagang telepon
atau menulis surat sekadar untuk mengucapkan terima kasih kepada dokter tersebut.
"Bukankah sudah saya berikan sekian ribu rupiah untuk jasa pengobatan?,"
itulah yang paling lumrah kita ucapkan. Bahkan, ada sebuah pepatah,
"Karena nila setitik, rusak susu sebelanga".

Bertahun-tahun seseorang telah menghidupi kita
Dari asalnya seorang pengangguran, diberinya kita lapangan pekerjaan. Kebutuhan kita pun jadi tercukupi berkat imbalan yang diberikan. Terkadang kita lalai, terkadang pula mungkin
sempat mengambil yang bukan menjadi hak kita
Namun, tidak membuat kita diberhentikan dari pekerjaan
Apa yang terjadi kemudian? Suatu ketika orang itu berbuat sesuatu yang membuat perasaan kita tersakiti
maka serta-merta hilanglah segala kebaikan yang selama ini ia berikan
Yang melingkar di dalam pikiran justru keburukan yang pernah dilakukannya kepada kita itu,
walau mungkin hanya satu kali. Bukan tidak mungkin pula, hal itu hanya sebuah kesalahpahaman.

Nah, bisakah harga diri kita pertahankan bila memiliki karakter demikian ? Sanggupkah kita mengubah persepsi negatif terhadap orang lain yang justru diakibatkan oleh peremehan kita terhadap jasa orang tersebut? Mari kita renungkan dalam-dalam!

Wallahu a'lam bisshawab.

Monday, July 14, 2008

JANGAN MENGELUH….



JANGAN MENGELUH….Kita selalu bertanya…dan Al-Quran sudah menjawabnya…

KITA BERTANYA: KENAPA AKU DIUJI?
QURAN MENJAWAB"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,"Kami telah beriman."("I am full of faith to Allah") sedangkan mereka tidak diuji?Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."-Surat Al-Ankabut ayat 2-3
KITA BERTANYA: KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?
QURAN MENJAWAB"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."-Surat Al-Baqarah ayat 216
KITA BERTANYA: KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
QURAN MENJAWAB"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya,"-Surat Al-Baqarah ayat 286
KITA BERTANYA: KENAPA RASA FRUSTASI ITU KERAP MUNCUL?
QURAN MENJAWAB"Janganlah kamu bersikap lemah. dan janganlah pula kamu bersedih hati,padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu org2yg beriman."-Surat Al-Imran ayat 139
KITA BERTANYA: BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
QURAN MENJAWAB"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan dengan jalan sabar dan mengerjakan shalat; dan sesungguhnya shalat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk."-Surat Al-Baqarah ayat 45
KITA BERTANYA: APA YANG AKU DAPAT DARI PADA SEMUA INI?
QURAN MENJAWAB"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min,diri,harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka… ?-Surat At-Taubat ayat 111
KITA BERTANYA: KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
QURAN MENJAWAB'Cukuplah Allah bagiku,tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal."-Surah At-Taubat ayat 129
KITA BERKATA: AKU TAK TAHAN!!!!!!
QURAN MENJAWAB"……dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir."

Thursday, July 3, 2008

Qiyaamullail (Salat Malam)



Maasyiral muslimin rahimakumullah! Allah SWT telah berfirman, yang artinya, "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan, di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan, pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian." (Adz-Dzaariyaat: 17--19).
”(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabnya?” (Az-Zumar: 9). Allah Azza wa Jalla telah mendidik dan mensucikan Rasulullah saw. dengan kewajiban mulia ini. Allah SWT berfirman, "Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk salat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit." (Al-Muzzammil: 1--3). "Dan, pada sebahagian malam hari salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (Al-Israa': 79). Abu Abdurrahman as-Salmi rhm. berkata, "Tatkala ayat dari surah Muzzammil diturunkan, Rasulullah saw. dan para sahabatnya melaksanakan salat malam selama setahun hingga kaki mereka bengkak-bengkak. Lalu, Allah menurunkan ayat-Nya, yang artinya, "Sesungguhnya Rabmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (salat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan, Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Alquran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Alquran dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat….”(Al-Muzzammil: 20). Allah SWT menjadikan salat malam sebagai sekolah bagi jiwa dan obat jiwa dan fisik. Rasulullah saw. bersabda yang artinya, "Hendaknya kalian mengerjakan salat malam karena ia merupakan kebiasaan orang saleh sebelum kalian, pendekatan kepada Rab kalian, pencegahan dari perbuatan dosa, menghapus kesalahan dan mengusir penyakit dari tubuh." Seorang hamba yang melaksanakan salat malam di sepertiga malam yang terakhir, berdiri dan duduk, ruku dan sujud, berdoa dan merendahkan diri, menangis dan bertobat, maka Allah pada waktu itu akan memandang kepadanya dengan pandangan rahmat, waktu ketika Allah Azza wa Jalla turun ke langit dunia dan berfirman, "Siapa yang meminta, Aku beri. Siapa yang meminta ampunan, Aku beri ampunan. Siapa yang bertobat, Aku terima tobatnya. Siapa yang berdoa, Aku penuhi doanya." Itulah waktu di akhir malam di waktu sahur, waktu turunnya rahmat dan mengandung banyak keberkahan. Allah menerima tobat orang yang bertobat kepada-Nya, mengabulkan orang yang berdoa kepada-Nya, memberi orang yang meminta-Nya, siapa yang mendekat kepada-Nya sejengkal, Ia akan mendekat kepada orang itu sehasta. Bila ia mendekat kepada Allah sehasta, Allah akan mendekat kepadanya sedepa. Dan, siapa yang datang kepada-Nya dengan berjalan, Allah akan mendatangi orang itu dengan berjalan dengan bergegas. Maasyiral muslimin rahimakumullah! Rasulullah saw. bila mengerjakan qiyaamullail (salat malam), beliau melamakan berdiri--dan ini adalah sunah--, dan begitulah para sahabat melakukannya hingga mereka bersandar kepada tongkat akibat lamanya berdiri. Bila kalian merasa berat atau susah dengan lamanya berdiri, ingatlah hari ketika manusia berdiri menghadap Rab alam semesta. Ingatlah lamanya berhenti di hadapan Allah di hari yang orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Ingatlah ketika kamu berhenti di dunia ini untuk mendapatkan bagian dari dunia, padahal Allah Jalla Jalaaluhu lebih berhak untuk kita berhenti di hadapan-Nya, mengatur kaki mendekat kepada-Nya dan bersemangat untuk memperoleh pahala dan ganjaran dari-Nya. Adalah Rasulullah saw. bila mengerjakan salat malam hingga bengkak kedua kakinya. Maasyiral muslimin rahimakumullah! Rasulullah saw. memerintahkan kepada para sahabatnya agar melaksanakan salat malam. Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Saya adalah pemuda bujangan. Saya tidur di masjid, lalu saya bermimpi didatangi dua orang malaikat dan membawaku ke neraka dan ia seperti sumur yang dilipat. Dan, mendadak kedua malaikat itu menghubungkannya seperti dua tanduk sumur. Maka aku mendapati di dalamnya manusia yang aku mengenal mereka, lalu aku berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari api neraka. Aku berlindung kepada Allah dari api neraka." Kedua malaikat itu lalu berkata, "Engkau tidak akan takut … engkau tidak akan takut." Peristiwa ini lalu aku ceritakan kepada Hafsah, dan ia kemudian menceritakannya kepada Rasulullah saw., lalu Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik orang adalah Abdullah, bila ia melakukan salat malam. Maka, setelah itu Abdullah bin Umar tidak meninggalkan salat malam. Ia tidak tidur malam kecuali hanya sedikit karena Allah Azza wa Jalla memuji atas orang yang zuhud terhadap dunia dan menghabiskan waktunya untuk Rabnya. Ia menyendiri dengan Allah dalam kegelapan malam ketika mata manusia telah terpejam, gerakan telah diam, dan suara telah sunyi. Ia mneyendiri bersama Rab Azza wa Jalla. Maka Allah SWT berfirman, "(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur." (Ali Imran: 17). Allah mengenakan kepada mereka cahaya dari cahaya-Nya, memberikan kepada mereka mahabah (kewibawaan) di hati para makhluk dan menjadikan ucapan dan perbuatannya manis dan diterima manusia. Itulah para sahabat Muhammad saw. Mereka perutnya kosong karena lapar dan matanya kabur karena tidak tidur. Mereka sujud dan ruku kepada Rabnya di waktu malam. Muadz bin Jabal r.a. berkata, "Kami datang dari Perang Tabuk, lalu saya melihat Rasulullah saw. tengah sendirian, Lalu aku mendatangi beliau dan berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku amal perbuatan yang bisa mendekatkan diriku kepada surga." Rasulullah saw. bersabda, "Bagus … bagus … sesungguhnya engkau telah bertanya tentang sesuatau yang besar dan sesungguhnya itu adalah kemudahan bagi yang dimudahkan oleh Allah. Engkau melaksanakan salat yang ditetapkan (salat wajib), menunaikan zakat yang diwajibkan, menjumpai Allah dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, melaksanakan salat malam karena salat seseorang dalam sepertiga akhir dari malam akan menghapus kesalahan, bukankah aku telah menunjukkan kepadamu atas tiang itu semua, salat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti." Rasulullah saw. memerintahkan kepada Mu'adz bahwa bila ia menginginkan surga, hendaknya ia melaksanakan salat malam. Dan Mu'adz pun melaksanakan wasiat tersebut, ia melakukan salat malam dan berkata, "Ya Allah, bintang-bntang telah terbenam, mata telah tenang, dan Engkau Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur. Ya Allah, sesungguhnya permintaanku kepada surga pelan dan lariku dari api neraka lemah, maka berilah aku petunjuk dari sisi-Mu yang engkau benamkan untukku hingga hari kiamat, sesungguhnya Engkau tidak menyelisihi janji." Mu'adz kemudian membiasakan salat malam, melaksanakan wasiat Rasulullah saw. Ketika kematian datang kepadanya, ia berkata, "Selamat datang kematian. Ya Allah, sesungguhnya saya takut kepadamu dan hari ini saya mengharap kepada-Mu. Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui saya tidak senang tetap berada di dunia untuk menggali sungai atau menanam tumbuhan, tetapi saya ingin tetap tinggal di dunia untuk merasakan dahaga di panas yang terik, tidak tidur di waktu malam, dan berada dalam lingkaran ilmu bersama para ulama." Itulah sahabat Rasululullah saw., Mu'adz bin Jabal r.a. Maasyiral muslimin rahimakumullah! Abu Hurairah r.a. pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla membenci setiap ja'dhari jawwath (orang yang keras, kasar, pelahap dan berjalan dengan sikap sombong), yang berteriak di pasar, menjadi bangkai di malam hari dan menjadi keledai di siang hari, mengetahui perkara dunia bodoh terhadap urusan akhirat." Sejelek-jelek sifat adalah berjalan dengan sombong, keras, kasar, dan banyak minum, berteriak-teriak di pasar, menjadi bangkai di malam hari, senantiasa tidak bangun malam, siang hari menjadi keledai, mahir dengan perkara dunia, mengetahui dan paham kondisinya, tetapi ia bodoh terhadap urusan akhirat, ia tidak bertanya tentang halal dan haram, ia tidak mengetahui mana sunah dan mana wajib, tidak terdetik sehari pun untuk membaca sesuatu dari Alquran, na'uudzubillaahi dari kondisi seperti itu. Allah Azza wa Jalla membenci orang yang memiliki sifat di atas, setiap yang keras, yang kasar, pelahap, yang berjalan dengan sikap sombong, yang berteriak di pasar, menjadi bangkai di malam hari dan menjadi keledai di siang hari, mengetahui perkara dunia bodoh terhadap urusan akhirat. Abu Hurairah mendengar perkataan tersebut dari Nabi saw. Maka kalimat-kalimat itu tertanam dalam hati Abu Hurairah r.a. Abu Utsman an-Nahdiyyi r.a. berkata, "Saya datang sebagai tamu kepada Abu Hurairah selama tujuh hari. Ia, istrinya, dan pembantunya saling membagi malam. Ia salat ini kemudian membangunkan itu, dan salat itu dan membangunkan ini. (Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam)." Keadaan mereka seperti keadaan keluarga Daud yang Allah berfirman untuk mereka, "Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih." (Saba': 13). Dhirar bin Dhamrah al-Kanani berkata menyifati Ali r.a., "Ali adalah orang yang sangat kuat, langkahnya jauh, berkata dengan jelas dan berbicara dengan adil. Dari sekelilingnya terpancar ilmu dan dari sisi-sisinya hikmah berbicara. Demi Allah, ia seperti salah seorang di antara kita, akan mendekati kita bila kita mendatanginya dan memulai kita bila kita bertanya kepadanya. Ia tidak suka terhadap dunia dan perhiasannya, tetapi suka dengan malam dan kegelapannya. Saya bersaksi kepada Allah, saya telah melihatnya dalam sebagian sikapnya, saat malam telah menurunkan tabirnya dan bintang telah tenggelam, ia memegang jenggotnya meliuk-liukkan orang miskin dan menagis tangisan orang sedih. Ia berdoa, "Ya Rab kami, ya Rab kami, kemudian ia berkata, "Wahai dunia, tipulah orang lain selainku, pergilah jauh-jauh … saya telah menceraikanmu dengan tiga, kedudukanmu hina, usiamu pendek, dan perkaramu mudah, ah sedikitnya bekal, risaunya perjalannya, dan jauhnya jalan". Begitulah para sahabat Muhammad, maka marilah kita mencontoh mereka dalam perilaku dan sikap, termasuk dalam melaksanakan salat malam. Kita tidak mengharapkan balasan dan ucapan terima kasih dari manusia, tetapi yang kita harapkan adalah balasan dan rida Allah SWT. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang sabar dalam menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Amin. Wallahu a'lam.

PENYEMBUHAN KANKER DENGAN SHOLAT TAHAJUD

Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat seseorang yang melakukannya mendapatkan tempat (maqam) terpuji di sisi Allah (Qs Al-Isra:79) tapi juga sangat penting bagi dunia kedokteran. Menurut hasil penelitian Dr. Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya, salah satu shalat sunnah itu bisa membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker.

Tidak percaya? "Cobalah Anda rajin-rajin sholat tahajjud. Jika anda melakukannya secara rutin, benar,khusuk, dan ikhlas, niscaya anda terbebas dari infeksi dan kanker", ucap Sholeh. Ayah dua anak itu bukan "tukang obat" jalanan. Dia melontarkan pernyataanya itu dalam desertasinya yang berjudul "Pengaruh Sholat tahajjud terhadap peningkatan Perubahan Respons ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan siko-neuroimunologi". Dengan desertasi itu, Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada Program Pasca Sarjana Universitas Surabaya, yang dipertahankannya Selasa pekan lalu. Selama ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya merupakanibadah salat tambahan atau sholat sunah. Padahal jika dilakukan secara kontinu, tepat gerakannya, khusuk dan ikhlas, secara medis sholat itu menumbuhkan respons ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi. (coping). Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan sekedar menggugurkan status sholat yang muakkadah (Sunah mendekati wajib). Ia menitikberatkan pada sisi rutinitas sholat, ketepatan gerakan, kekhusukan, dan keikhlasan. Selama ini, kata dia, ulama melihat masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan tekhnologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri, dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol. Parameternya, lanjut Sholeh, bisa diukur dengan kondisi tubuh.

Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari-atau setelah pukul 24:00- normalnya antara 69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu sebaliknya. Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.

DR. Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap 41responden sisa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya. Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan sholat tahajjud selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan sholat tahjjud selama dua bulan. Sholat dimulai pukul 02-00-3:30 sebanyak 11* rakaat, masing masing dua rakaat empat kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormon kortisol mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya (paramita, Prodia dan Klinika) Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang ang rajin bertahajjud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan tahajjud.

Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajuud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menaggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil. "jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi kontrol kognisi. Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang efectif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari stress,"
Nah, menurut DR. Sholeh, orang stress itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan sholat tahjjud yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker.
Dan, berdasarkan hitungan tekhnik medis menunjukan, sholat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik.
"Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan Berkurbanlah", (Q.S Al-Kautsar:2) Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat, nikmat, anugrah yang diberikan oleh ALLAH kepadanya.
Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk diakal kita ??????? Seorang Doktor di Amerika telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang di temuinya di dalam penyelidikannya. Ia amat kagum dengan penemuan tersebut sehingga
tidak dapat diterima oleh akal fikiran.

Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah memeluk Islam dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu itu telah membuka sebuah klinik yang bernama "Pengobatan Melalui Al Quran" Kajian pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan yang digunakan seperti yang terdapat didalam Al-Quran.
Di antara berpuasa, madu, biji hitam (Jadam) dan sebagainya. Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor tersebut memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh darah.

Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara yang lebih normal. Setelah membuat kajian yang memakan waktu akkhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut bersembahyang yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja.
Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar sembahyang waktu yang di wajibkan oleh Islam.
Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang tidak menunaikan sembahyang maka otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.

Oleh karena itu kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam "sepenuhnya" karena sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agamanya yang indah ini.
Kesimpulannya : Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak bersembahyang apalagi lagi bukan yang beragama Islam walaupun akal mereka berfungsi secara normal tetapi sebenarnya di dalam sesuatu keadaan mereka akan hilang pertimbangan di dalam membuat keputusan secara normal.
Justru itu tidak heranlah manusia ini kadang-kadang tidak segan-segan untuk melakukan hal hal yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya walaupun akal mereka mengetahui perkara yang akan dilakukan tersebut adalah tidak sesuai dengan kehendak mereka karena otak tidak bisa untuk mempertimbangkan secara lebih normal. Maka tidak heranlah timbul bermacam macam gejala-gejala sosial Masyarakat saat ini.

"Anda ingin beramal shaleh...?
Tolong kirimkan kepada rekan-rekan muslim lainnya yang anda kenal."
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran 104:105)

Wednesday, July 2, 2008

ZUHUD


Zuhud itu ada 10 perkara dan setinggi-tinggi darjat zuhud sama dengan serendah-rendah darjat wara'; setinggi-tinggi darjat wara' sama dengan serendah-rendah darjat yaqin; Setinggi-tinggi darjat yaqin sama dengan serendah-rendah darjat redha; Ketahuilah, sesungguhnya zuhud itu terdapat dalam suatu ayat dalam Kitabullah iaitu firman-NYA:'... supaya kamu jangan berduka-cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-NYA kepadamu.':: Jika kalian melihat orang yang baik dalam bertutur-kata, gerak-geri dan perilakunya dengan logika yang merendah-rendah diri; Maka, berhati-hatilah jangan sampai kalian terperdaya olehnya; Sebab, banyak sekali orang yang tidak mampu memperoleh dunia dengan jalan haram disebabkan oleh kekecilan nyali dan kelemahan serta kepengecutannya; Maka, ia lalu menggunakan agama sebagai kedok untuk menipu orang dengan perilaku lahiriahnya; Tetapi, begitu mendapatkan kesempatan untuk memperoleh sesuatu yang haram, segera ia meloncat menerkamnya.:: Selanjutnya, jika kalian melihat orang yang menahan diri dari harta yang haram; Berhati-hatilah jangan sampai kalian tertipu; Sebab, hawa nafsu perilaku itu bermacam-macam; Banyak sekali orang yang menolak barang yang haram, tapi nafsunya membawanya kepada syahwat yang menjijikkan yang dilampiaskannya dengan cara yang haram.Adapun, jika kalian melihat orang yang menjauhkan diri dari perilaku yang demikian itu; Maka, tetaplah berhati-hati jangan sampai kalian tertipu; Sampai kalian melihat keyakinan orang yang dianut akalnya; Sebab, banyak orang yang meninggalkan semua keburukan diatas, tapi tidak mahu berpegang pada akal yang kuat; Akibatnya, kerosakan yang ditimbulkan oelh kebodohannya jauh lebih besar dari kebaikan yang diperolehinya dengan kepandaiannya yang sedikit.:: Begitu pula, jika kalian melihat orang yang kuat logikanya; Berhati-hatilah jangan sampai kalian tertipu olehnya; Sampai kalian melihat, apakah akalnya yang mengendalikan hawa nafsunya ataukah hawa nafsunya yang menunggangi akalnya; Bagaimana kecintaannya terhadap kepemimpinan yang batil atau ketidak-inginannya terhadapnya; Sebab, di antara manusia ada yang merugi dunia dan akhirat; Ia meninggalkan dunia demi untuk memperoleh dunia dan menganggap bahawa kenikmatan menguasai kepemimpinan yang batil lebih utama dari menikmati harta benda dan kenikmatan yang mubah dan halal itu demi untuk menguasai kepemimpinan kebatilan hingga, manakala dikatakan kepadanya,"Takutlah kamu kepada ALLAH." Ia malahan semakin kukuh berpegang pada dosanya; Maka, cukuplah neraka Jahannam baginya dan itulah seburuk-buruk tempat kembali; Ia terjerumus secara membuta; Awal kebatilannya membawanya kepada hujung kerugian terjauh; Ia terbawa jauh oleh upayanya untuk memperoleh apa yang tidak dapat diperolehnya dengan cara melanggar hak sesamanya; Ia menghalalkan apa yang diharamkan ALLAH Azza Wa Jalla dan mengharamkan apa yang dihalalkan-NYA, tidak peduli terhadap sesuatu yang hilang dari agamanya jika kepadanya diserahkan kekuasaan yang ingin diperolehnya demi kekuasaan itu sendiri; Mereka itulah orang-orang yang dimarahi dan dilaknat ALLAH Azza Wa Jalla dan disediakan-NYA bagi mereka azab yang menghinakan.Yang sesungguhnya lelaki iaitu sebaik-baik lelaki adalah orang yang menjadikan hawa nafsunya tunduk mengikuti perintah ALLAH Azza Wa Jalla dan kekuatannya digunakan untuk melaksanakan ketetapan-NYA; Ia menganggap bahawa kehinaan dalam kebenaran adalah lebih dekat kepada kehormatan abadi daripada kehormatan dalam kebatilan; Ia tahu bahawa sedikitnya harta yang dimiliki dalam kesempitan hidupnya akan membawa kepada kenikmatan lestari di negeri yang tidak akan binasa serta tidak akan lenyap dan bahawa banyaknya harta yang dapat diperoleh dengan jalan mengikuti hawa nafsu akan membawanya kepada seksa yang tidak akan terputus atau hilang; Inilah manusia sejati, berpeganglah padanya dan ikutilah jalan hidupnya dan ber[wasilah]lah kepada Tuhanmu dengannya sebab doanya tidak akan ditolak dan usahanya tidak merugi.:: Apa akal itu; Bagaimana kedudukannya; Apa yang boleh dicapainya dan apa yang tidak dapat dicapainya serta apa pula tahapan-tahapannya? :::: Sesungguhnya akal itu adalah ikatan yang mencegah kebodohan. Hawa nafsu adalah bagaikan binatang yang paling bodoh. Jika tidak diikat, ia akan tersesat. Oleh sebab itu, akal merupakan ikatan yang dapat mencegah manusia dari kebodohan. ALLAH Azza Wa Jalla yang menciptakan akal itu berkata kepadanya: 'Majulah! Lalu, ia maju; Dan berkata lagi: 'Mundurlah! Maka, mundurlah ia.ALLAH Azza Wa Jalla berkata: 'Demi keagungan dan kemuliaan-KU; Sebenarnya, AKU tidak menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih taat daripadamu. Keranamu, AKU memulai ciptaan dan keranamu pulalah AKU mengakhirinya. Bagimulah pahala dan akan menimpamu pula seksaan.':: Dari [akal] muncul kerendahan hati; Dari kerendahan hati, lahir pengetahuan; Dari pengetahuan, lahir sikap konsisten pada kebaikan; Dari sikap konsisten pada kebaikan, lahir kesucian diri; Dari kesucian diri, lahir penjagaan; Dari penjagaan, lahir rasa malu; Dari rasa malu, lahir keteguhan; Dari keteguhan, lahir sikap untuk selalu berbuat baik; Dari sikap untuk selalu berbuat baik, lahir sikap membenci kejahatan; Dan dari sikap membenci kejahatan, lahir sikap untuk selalu menaati pemberi nasihat.:: [Inilah sepuluh bentuk dari sekian macam kebaikan dari tiap-tiap satu dari sepuluh itu lahir sepuluh bentuk kebaikan lagi]- yakni:Dari [kerendahan hati] lahir rasa suka pada keindahan, bergaul dengan kebaikan, menghilangkan kesusahan, menangkis kehinaan, cinta pada kebaikan, dekat dengan orang-orang yang mempunyai darjat yang tinggi, rasa pemaaf, kasih sayang, suka pada kebajikan dan diam diri. Sikap inilah yang lahir pada orang yang berakal dari sikap rendah diri.:: [Pengetahuan] akan melahirkan rasa kaya sekalipun fakir, pemurah sekalipun pelit, disegani sekalipun hina (kecil), sejahtera sekalipun sakit, dekat sekalipun jauh, malu sekalipun tidak mempunyai apa-apa, tinggi sekalipun rendah, mulia sekalipun hina, bijaksana dan beruntung. Inilah yang akan lahir pada orang yang mengamalkan ilmunya. Maka, berbahagialah orang yang berakal dan berilmu.:: Dari adanya [sikap konsisten pada kebaikan] lahir selalu berkata benar, selalu melaksanakan petunjuk, selalu berbuat kebajikan, selalu bertakwa, suka menerima kebaikan, selalu berniat baik, selalu hemat, selalu mendapat balasan baik, selalu dimuliakan dan mengetahui agama ALLAH dengan baik. Inilah yang akan dilahirkan oleh orang yang mempunyai sikap konsisten pada kebaikan. Maka, berbahagialah orang yang mampu menegakkannya pada jalan yang benar.:: Dari [sikap pemurah] lahir rasa rela, ketenangan, keberuntungan, santai (tidak teburu-buru), keutamaan, kekhusyu'an, selalu ingat (zikir), merenung, peramah dan dermawan. Inilah yang akan lahir pada orang yang berakal dengan rasa pemurahnya, selalu rela atas keputusan dan pembahagian ALLAH.:: Dari [penjagaan] lahir perdamaian, kerendahan hati, sifat wara' (tidak suka hal-hal yang syubhat, apalagi yang haram), mahu bertaubat, kefahaman, kesopanan, sikap untuk selalu berbuat baik, kecintaan serta tidak suka melontarkan kesalahan kepada orang lain. Inilah yang akan dilahirkan orang yang berakal dari sikap menjaga dirinya. Maka, berbahagialah orang yang memuliakan dan menjunjung tinggi sikap tersebut.:: Dari [rasa malu] lahir kelemah-lembutan, kasih sayang, sikap selalu mendekatkan diri kepada ALLAH (baik dalam keadaan sepi mahupun ramai/selamat) serta menjauhi kejahatan. Inilah yang akan dilahirkan oleh orang yang berakal dengan rasa malunya. Maka, berbahagialah orang yang menerima nasihat ALLAH dan takut kepada kejahatan.:: Dari [keteguhan] lahir lemah-lembut, ketegaran, ketegasan, melaksanakan amanat serta meninggalkan khianat, jujur, mampu menjaga kemaluan, mempergunakan harta demi kemaslahatan, selalu siap menghadapi musuh, mencegah kemungkaran dan meninggalkan penipuan. Inilah yang akan dilahirkan oleh orang yang berakal dengan keteguhan hatinya. Maka, berbahagialah orang yang mempertebal keteguhan hatinya dan tidak pernah tampak remeh serta bodoh, selalu pemaaf dan ramah.:: Dari [ketekunan untuk selalu berbuat baik] lahir sifat meninggalkan kekejian, menjauhi kecurangan serta menyulitkan orang, cinta pada keselamatan serta taat pada Yang Maha Pengasih, menjunjung tinggi dalil dan bukti, menjauhi syaitan, menjawab dengan adil dan selalu berkata benar. Inilah yang akan dilahirkan oleh orang yang berakal bila teguh pada kebaikan. Maka, berbahagialah orang yang selalu ingat terhadap apa yang akan terjadi padanya di masa akan datang (akhirat) dan saat ia dibangkitkan serta berfikir tentang fana.:: Dari [kebencian pada kejahatan] akan lahir kemuliaan, kesabaran, kemenangan, istiqomah (konsisten) pada jalan yang ditempuhinya, selalu mengikuti petunjuk, iman kepada ALLAH, banyak berbuat baik, ikhlas dalam segala perbuatan, meninggalkan apa yang tidak berguna dan memelihara apa yang bermanfaat bagi dirinya. Inilah yang akan lahir dari orang yang berakal bila sikap kebenciannya pada kejahatan. Maka, berbahagialah orang yang menegakkan kebenaran ALLAH dan berpegang teguh pada tali ALLAH yang kuat.:: Dari [ketaatan kepada yang memberi nasihat] lahir kemampuan akalnya akan bertambah, hati nuraninya akan lebih sempurna, terpuji pada akhirnya, selamat dari celaan, mempunyai sikap adaptasi dan rasa simpatik, menjadi pelita bagi orang lain, memelopori untuk membentuk orang lain menjadi baik, maju dalam segala persoalan dan teguh hati untuk taat kepada ALLAH. Maka, berbahagialah orang yang selamat dari pergolakan hawa nafsu.[Semuanya sifat-sifat tersebut bersumber dan lahir dari akal].:: Apa tanda-tandanya orang bodoh? ::Kalau kamu menemaninya, ia memperhatikan kamu. Tetapi kalau kamu menjauhinya, ia mencacimu; Bila ia memberimu, ia akan menyebut-nyebutnya dan bila kamu memberinya, ia mengingkarimu; Bila ia menyimpan rahsianya kepadamu, ia menuduhmu dan bila diperlukan, ia congkak dan keras kepala; Bila memerlukan, ia mengingkari nikmat ALLAH dan tidak mahu bersusah payah; Bila mendapatkan kegembiraan, ia berfoya-foya dan berlebih-lebihan; Bila sedih, ia putus asa dan bila tertawa, ia terpingkal-pingkal; Bila menangis, ia seakan-akan menjadi orang yang baik; Ia tidak mencintai ALLAH, tidak pula berusaha untuk mendekati-NYA dan tidak malu kepada-NYA. Bila kamu rela (suka), ia memujimu. Lalu berkata,"Hanya pada kamu sajalah adanya kebaikan, bukan pada yang lain." Bila marah kepadamu, ia menarik semua pujian yang dilontarkannya untukmu dan mengatakan bahawa,"Kejelekan itu hanya ada pada dirimu, tiada pada orang lain." Begitulah, sikap-sikap dan tanda-tanda orang bodoh.[Tanda-tanda Islam iaitu iman, ilmu dan amal].:: Apa tanda-tandanya iman, ilmu dan amal?[Tanda-tanda iman] itu ada empat: Berikrar terhadap keesaan ALLAH Azza Wa Jalla, mempercayai-NYA, beriman kepada kitab-kitab-NYA dan beriman kepada rasul-rasul-NYA.:: Sedangkan [tanda-tanda ilmu] juga ada empat: Mengenal ALLAH Azza Wa Jalla serta apa yang disukai-NYA, mengetahui kewajiban-kewajibannya dan menjaganya sampai ia melaksanakannya.Sedangkan [tanda-tanda amal] adalah menegakkan sholat, melaksanakan puasa, zakat dan ikhlas.