Friday, August 29, 2008

Rahasia-Rahasia Taharah (Bersuci)

Rasulullah Saw. bersabda, "Wudhu itu sebagian dari iman." Rasu­lullah Saw. bersabda, "Agama didirikan di atas kebersihan." Beliau ber­sabda, "Kunci (pembuka) salat adalah Bersuci."
Allah Ta'ala berfirman, "Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri." (QS. At-Taubah: 108)

Bersuci itu ada 4 tingkatan:
Pertama, membersihkan badan dari hadas.
Kedua, membersihkan anggota tubuh dari kejahatan dan dosa. Ketiga, membersihkan hati dari akhlak tercela. Keempat, menyucikan batin dari selain Allah Ta'ala.
Ini adalah penyucian nabi-nabi dan para siddigin. Bersuci dalam setiap tingkatan ada pengosongan dan pengisian. Pengosongan adalah separuh amal, karena yang lain tergantung padanya.
Itulah yang diisyaratkan dengan firman Allah Ta'ala:
"Katakanlah: Allah-lah (yang menurunkahnya), kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al-Qur'an kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalamr kesesatannya." (QS. Al-An'am: 91)

Perkataan-Nya "Kemudian biarkanlah mereka" adalah pengosongan dari yang selain Allah Ta'ala. Begitu pula hati harus dikosongkan dari akhlak tercela, kemudian diisi dengan akhlak terpuji. Begitu pula mengenai anggota tubuh. Ia harus dikosongkan dari dosa-dosa, kemudian diisi dengan ketaatan. Masing-masing dari tingkatan ting­katan ini adalah syarat untuk masuk dalam tingkatan selanjutnya. Maka, penyucian diawali dengan penyucian lahir, kemudian penyucian roh, hati, batin.

Maka, engkau tidak selayaknya menganggap bahwa yang di­maksud dengan bersuci adalah penyucian lahir saja sehingga engkau tidak mencapai sasaran yang dimaksudkannya. Janganlah engkau menyangka bahwa tingkatan-tingkatan ini pada lahirnya dapat dicapai dengan angan-angan dan diperoleh dengan santai, karena seandainya engkau bekerja keras sepanjang umurmu, barangkali engkau hanya berhasil mencapai sebagian tujuan.
Bersuci Dari Hadas

Yang dimaksud adalah wudhu, mandi, dan tayamum yang dida­hului dengan buang air kecil. Kami kemukakan caranya berikut adab dan sunat-sunatnya dan didahulukan buang hajat, karena itulah yang menyebabkan wudhu.

1. Adab Buang Haj at

Patutlah orang yang sedang buang hajat menjauh dari panda­ngan orang-orang di tempat terbuka dan menutupi dirinya dengan sesuatu yang ada. Janganlah engkau menyingkap auratnya sebelum sampai di tempat duduknya. Hendaklah ia tidak menghadap kiblat dan tidak membelakanginya. Hendaknya ia tidak menghadap matahari dan bulan, kecuali jika berada di dalam bangunan. Buang air di dalam bangunan juga dianjurkan. Janganlah kencing di air yang tenang (tidak mengalir), di bawah pohon yang berbuah dan di atas batu.
Hendaklah ia menghindari tempat-tempat yang keras dan tem­pat-tempat angin bertiup guna menghindari percikan air. Hendaklah ia mendahulukan kaki kiri di waktu masuk dan kaki kanan di waktu keluar dari bangunan. Hendaknya ia tidak kencing sambil berdiri dan tidak kencing di tempat cucian, karena Nabi Saw. bersabda,

"Kebanyakan was-was itu-berasal dari situ." Janganlah ia membawa sesuatu yang bertuliskan nama Allah atau Rasul-Nya Saw. Janganlah ia memasuki tempat buang air dengan kepala terbuka. Hendaknya ia mengucapkan di waktu masuk: Bismillahi A'udzu billahi minal khubutsi wal khabaaitsi atau minal khabitsi-Syaithaanir rajim. (Dengan namo Allah, Aku berlindung dengan Allah daripada setan lelaki dan setan perempuan) atau (dari si jahat setan terkutitk). Di waktu keluar mengu­capkan:

"Segala puji bagi Allah yang menghilangkan gangguan dariku dan meninggalkan yang bermanfaat bagiku."

Hendaklah ia masuk dan keluar dengan menyebut Allah Ta'ala di luar tempat buang air dan menyiapkan batu-batu sebelum duduk. Janganlah ia kencing di tempat buang hajat (buang air besar). Hen­daklah ia membersihkan anggota dari kencing dengan berdehem dan menggoyangnya tiga kali serta menyeka bagian bawah zakar. Jika ia merasa was-was, maka hendaklah ia memercikkan air di atas celananya. Disebutkan dalam kabar bahwa Nabi Saw. melakukan itu, yakni memercikkan air dan melarang kencing menggunakan kotoran hewan atau tulang dan kencing dengan menggunakan tiga batu. Ia dianjurkan menggabungkan antara air dan batu: Cara meng­gunakan batu ialah meletakkannya di bagian belakang dan meng­gosokkannya ke depan. Jika ia bisa memutarnya, maka hal itu lebih utama dan harus dibersihkan. Dianjurkan menggunakan batu-batu yang ganjil jumlahnya.

2. Cara Berwudhu

Rasulullah Saw. tidak terlihat keluar dari tempat buang hajat melainkan beliau berwudhu.
Nabi Saw. bersabda, "Tidaklah memelihara wudhu, kecuali seorang muslim."
Hendaklah ia memulai dengan bersiwak. Nabi Saw. bersabda:

"Salat sesudah bersiwak lebih utama daripada 75 salat tanpa siwak".
Kemudian ia duduk untuk berwudhu, lalu mengucapkan: "Bismillahirramanirrahim."

Nabi Saw.. bersabda, "Tiada wudhu (sempurna) bagi siapa yang tidak menyebut nama Allah Ta'ala."

Dan ia mengucapkan:
"Aku berlindung dengan-Mu dari godaan setan dan aku berlindung dengan-Mu, wahai Tuhanku dari kehadiran mereka kepadaku."
Kemudian ia mencuci kedua tangannya tiga kali sebelum mema­sukkannya ke dalam wadah dan mengucapkan:

"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keberuntungan dan berkah dan aku berlindung dengan-Mu dari kesialan dan kebinasaan."
Kemudian ia berniat menghilangkan hadas atau membolehkan salat. Niat itu berlangsung hingga membasuh muka. Kemudian ia mengambil air segenggam untuk mulutnya dengan tangan kanan­nya, lalu berkumur-kumur dengannya tiga kali. Hendaklah berku­mur dengan sangat dan menghirupnya, kecuali bila ia puasa. Maka hendaklah ia melakukannya dengan pelan seraya mengucapkan :
"Ya Allah, tolonglah aku agar selalu membaca Kitab-Mu dan banyak berzikir kepada-Mu."
Kemudian ia menciduk air dan memasukkan ke hidung tiga kali dan menggelarkannya tiga kali seraya mengucapkan di waktu me­masukkan air:

"Ya Allah, berilah aku bau surga sedang Engkau ridha denganku.

Kemudian ia megucapkan di waktu mengeluarkan air dari hidung:
"Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu dari bau api neraka dan tem­pat tinggal yang buruk."
Kemudian is menciduk air untuk membasuh mukanya dan men­cuci dari awal permukaan dahi hingga ujung dagu memanjang dan melebar dari dagu ke dagu. Tidak wajib membasuh ujung kepala, karena termasuk kepala. Wajib menyampaikan air ke tempat tumbuh rambut yang empat, yaitu kumis, alis, bulu mata, dan cambang. Wajib menyampaikan air ke bagian depan wajah apabila janggutnya tipis. Rambut di atas janggut sama hukumnya dalam hal ketebalan dan ketipisannya. Air dituangkan di atas janggut yang menjulur dan jari jari dimasukkan di dalam lekuk-lekuk kedua mata dan dibersihkan seraya mengucapkan:
"Ya Allah, putihkan wajahku dengan cahaya-Mu di hari wajah-wajah pada wali-Mu menjadi putih dan jangan hitamkan wajahku dengan kegelapanmu pada hari wajah-wajah para musuh-Mu menjadi hitam."

Dianjurkan memasukkan jari ke dalam sela-sela janggut.
Kemudian ia mencuci kedua tangannya tiga kali hingga kedua siku dan menggerakkan cincin serta memanjangkan tempat yang terkena air. Diriwayatkan bahwa perhiasan (di hari kiamat) mencapai tempat wudhu. Ia memulai dengan tangan kanan seraya mengucap­kan:

"Ya Allah, berilah aku kitab dengan tangan kananku dan periksalah amalku dengan pemeriksaan yang ringan."
la ucapkan di waktu membasuh tangan kiri:

"Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu agar tidak Engkau beri aku kitab dengan tangan kiriku atau dari belakang punggungku."
Kemudian ia mengusap kepalanya setelah membasahi kedua tangannya dan meletakkan ujung-ujung jari kanan dengan jari kiri­nya, lalu meletakkannya di ujung kepala dan menyempurnakannya ke belakang, lalu mengembalikannya ke depan. Demikianlah ia lakukan sebanyak tiga kali seraya mengucapkan:

"Ya Allah, tolonglah aku dengan rahmat-Mu, turunkan kepadaku berkah-Mu, dan naungilah aku di bawah Arsy-Mu pada hari di waktu tiada naungan selain naungan-Mu."
Kemudian ia mengusap kedua telinganya di bagian luar dan dalam dengan air baru, lalu ia memasukkan jari telunjuknya di da­lam kedua telinganya dan menggosokkan kedua ibu jarinya di bagian luar telinganya. Kemudian ia meletakkan telapak tangan di atas kedua telinga dan mengulangi tiga kali seraya mengucapkan:

"Ya Allah, jadikan aku daripada orang-orang yang mendengarkan nasihat, lalu mengikuti yang terbaik. Ya Allah, jadikan aku pendengar juru bicara di surga bersama orang-orang yang saleh."

Kemudian ia mengusap kuduknya sesuai dengan sabda Rasul Saw., "Mengusap kuduk menimbulkan keamanan dari belenggu di hari kia­mat."
la lakukan itu sambil mengucapkan:

"Ya Allah, bebaskan kudukku dari neraka (tiga kali), dan aku berlin­dung dengan-Mu dari rantai dan belenggu."
Kemudian ia membasuh kakinya yang kanan sebanyak tiga kali dan memasukkan jari kelingkingnya yang kiri dari bawah jari-jari kaki kanannya dan ia mulai dari Jari kelingking kaki kanannya serta mengakhiri dengan jari kelingking kaki kirinya seraya mengucap­kan:
”Ya Allah teguhkan kakiku di atas As-Shirat pada hari di saat kaki­ tergelincir di dalam neraka."

kemudian ia ucapkan di waktu mencuci telapak kaki kiri:
” Ya Allah aku berlindung dengan-Mu agar kakiku tidak tergelincir As-Shirat pada hari di saat kaki-kaki kaum munafik tergelin­cir.”

Ia basuh kakinya hingga tengah betis. Apabila selesai, ia pun ucapkan

"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah sendiri, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya."
Dan mengucapkan:

"Maha Suci Engkau Ya Allah dan segala puji bagi-Mu, tiada Tuhan selain Engkau. Aku berbuat buruk dan menganiaya diriku. Aku mohon ampun dan bertobat kepada-Mu. Maka ampunilah aku dan terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Ya Allah, jadikan aku dari orang-orang yang bertobat dan jadikan aku dari orang-orang yang suci serta jadikan aku daripada hamba-hamba-Mu yang saleh. Jadikan aku orang yang penyabar dan bersyukur dan jadikan aku orang yang sering menyebut nama-Mu dan bertasbih kepada-Mu di waktu pagi dan sore."

Barangsiapa melakukan ini, maka wudhunya diberi segel dan diangkat di bawah Arsy. Ia bertasbih kepada Allah Ta'ala dan men­sucikannya serta ditulis pahalanya baginya hingga hari kiamat. Di­hukum makruh di waktu wudhu bila menambah lebih dari tiga kali dan berlebihan dalam pemakaian air. Dihukum makruh mengebas­kan tangan, lalu memercikkan air dan berbicara di tengah wudhu.

3. Cara Mandi

Pertama kali ia kencing dan berwudhu sebagaimana telah dite­rangkan dan diakhirkan membasuh kedua kaki, lalu di tuangkan air di atas sisinya yang kanan, kemudian di atas sisi tubunnya yang kiri sebanyak tiga kali. Kemudian ia menggosok bagian depan tubuh dan bagian belakangnya.
la masukkan tangannya di sela-sela rambut dan menyampaikan air di tempat-tempat tumbuh rambut, baik yang tipis atau yang tebal, karena di bawah setiap rambut adalah janabah. Wanita tidak wajib melepas untaian-untaian rambutnya, kecuali bila ia tahu bahwa air tidak sampai ke sela-selanya.

Hendaklah ia berhati-hati supaya tidak menyentuh zakar sehingga membatalkan wudhu dan hendakIah ia membersihkan leku­kan-lekukan tubuh dan tidak boleh lupa berniat di waktu memulai mandi. Yang wajib dalam berwudhu adalah berniat ketika mencuci muka dan mencuci kedua tangan hingga kedua siku dan mengusap serta mencuci kedua kaki hingga kedua mata kaki, sedangkan muwalat (berturut-turut sebelum anggota yang satu menjadi kering) tidaklah wajib di waktu mandi.

Mandi wajib itu ada 4 macam yaitu mandi karena keluar mani,bertemunya dua kemaluan, haid, dan nifas.

Mandi yang selain itu adalah sunat seperti mandi Jumat, dua' hari raya, ihram, wuquf di Arafah dan Muzdalifah, memasuki kota Mekah dan tiga kali mandi pada hari-hari Tasyriq, dan tawaf Wada. Dalam suatu pendapat, orang kafir ketika masuk Islam, orang gila bila telah sadar, dan orang yang memandikan jenazah. Masing­-masing dianjurkan, maka pahamilah, niscaya engkau beruntung.

4. Cara Tayamum

Barangsiapa tidak dapat menggunakan air setelah mencarinya atau karena suatu halangan sehingga tidak memperolehnya, misal­nya ada hewan buas dan penghalang lainnya, atau ada air tetapi diperlukan untuk minum atau untuk minuman temannya, atau milik lain dan tidak dijual kecuali dengan harga yang lebih mahal harga yang semestinya, atau ia mengalami luka atau sakit dan dikhawatirkan bila menggunakan air bisa rusak anggotannya atau bertambah parah penyakitnya, maka ia bersabar hingga masuk kepa­danya waktu salat.

Kemudian ia mencari tanah yang baik bercampur debu yang murni dan suci. Ia tepukkan kedua tangannya dan berniat memblehkan shalat. Ia usapkan telapak tangannya pada wajah seluruhnya sekali dan tidak memaksakan diri untuk menyampaikan debu ke tempat-tempat tumbuhnya rambut sama sekali dan menyapu kulit wajahnya dengan tanah atau debu. Hal itu terjadi dengan sekali te­puk, karena lebar wajah tidak melebihi lebar dua telapak tangan.
Kemudian ia melepaskan cincinnya dan menepuk dengan tepuk­an kedua sambil merenggangkan jari jarinya. Kemudian ia merapat­kan punggung jari-jari tangan kanannya dengan bagian dalam jari­-jari kirinya sehingga ujung jari satu sisi tidak melampaui ujung­-ujung jari dari sisi lainnya.

Kemudian ia menyapukan tangan kirinya di atas punggung ta­ngan kanannya hingga siku. Kemudian ia balikkan telapak tangan kirinya di atas bagian dalam dari tangan kanannya dan menya­pukannya hingga pergelangan tangan dan menyapukan bagian dalam ibu jarinya yang kiri di atas punggung ibu jarinya yang kanan.

Kemudian ia lakukan seperti itu pula dengan tangan kirinya. Kemudian ia mengusap kedua telapak tangannya dan mengu­sap sela-sela jarinya. Tujuan dari perbuatan ini adalah supaya mencu­kupi dengan sekali tepuk. Tidaklah mengapa ia mengusap dengan dua tepukan atau lebih, jika ia tidak dapat mengusap dengan sekali tepukan. Ia boleh mengerjakan salat dengan tayamum satu kali far­dhu dan salat-salat nafilah sekehendaknya.
Dianjurkan membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat di kepala, telinga dan hidung serta ujung-ujung kuku dan kotoran di bawah kuku. Dihukum makruh menunda pemotongan kuku, pencabutan bulu ketiak, dan pencukuran rambut kemaluan lebih lama dari 40 hari.

Orang muslim masuk kamar mandi (umum) dengan syarat me­nutupi auratnya dan tidak melihat aurat orang lain. Di waktu masuk, ia berniat membersihkan tubuh untuk salat, dan di waktu masuk itu pula, ia ucapkan seperti yang diucapkannya ketika masuk tempat buang air, begitu pula di waktu keluar.

Jika hendak memotong kuku, ia mulai dengan jari kelingking tangan kanannya dan menyudahinya dengan ibu jari tangan ka­nannya. Di tangan kirinya ia mulai dengan jari kelingking hingga ibu jari. Patutlah ia memakai celak sebanyak bilangan ganjil.
Diriwayatkan bahwa Nabi Saw. memakai celak di mata kanan­nya sebanyak tiga kali dan di mata kirinya dua kali supaya jumlah­nya ganjil.

Tidaklah pantas bila perbuatanmu tidak dilakukan menurut tertibnya. Tetapi semuanya sendiri. Itulah bedanya antara binatang dan manusia. Binatang bergerak sesuai dengan kemauannya, se­dangkan manusia sesuai dengan yang diperintahkan kepadanya.
Mengkhitan anak patutlah dilakukan tidak melampaui hari ketujuh dari kelahirannya agar berlawanan dengan orang Yahudi.
Nabi Saw. bersabda, "Bcrkhitan itu sunat bagi orang lelaki dan menimbulkan kemuliaan kemuliaan bagi perempuan."

An-Nakha'i berkata ”Aku heran terhadap seorang laki-laki yang panjang janggutnya,bagaimana ia tidak mengambil air dari janggutnya, lalu menempatkannya diantara dua janggut.Sesungguhnya bersikap di tengah dalam segala sesuatu adalah baik. Dihukum makruh mewarnai janggut dengan warna hitam dan memutihkannya dengan belerang serta mencabut uban darinya,mengurangi dan menambahinya serta menyisirnya dengan bergaya karena riya serta membiarkannya tidak teratur untuk menampakkan zuhud. ”Ka’ab berkata,” Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang menggunting janggut mereka seperti ekor merpati dan membuat tumit sandal mereka seperti sisir. Mereka itu tidak berahlak.”
Kutipan dari : Ringkasan Ihya' Ulumuddin oleh Imam Al-Ghazali)

Thursday, August 28, 2008

Doa-Doa Khatam Al-Quran pembuka gerbang kebajikan

Tak banyak yang tahu, salah satu waktu yang sangat mustajab untuk berdoa adalah
ketika khatam Al-Quran. Ini merupakan satu di antara pintu-pintu untuk mendapatkan kelapangan dalam hidup.
Dalam beberapa riwayat yang shahih, sebagaimana yang disebut­kan dalam kitab Abwab al-Faraj, karya Sayyid Muhammad bin Alwi AI-Maliky, dijelaskan, saat khatam Al-Quran rahmat Allah turun. Imam An-Nawawi mengatakan, berdoa setelah khatam AI-Quran sangat di­sunnahkan. Karena itu, sangat dite­kankan pula agar yang lain, selain pembaca itu sendiri, ikut menghadiri majelis khatam AI-Quran,, agar juga mendapatkan keberkahannya pula.
Jadi, keberkahan saat khatam Al­Quran bukan hanya bagi si pemba­canya, tetapi juga bagi sernua yang menghadirinya. Karena itu, setiap orang yang dapat menghadirinya, sebaiknya jangan sampai kehilang­an kesempatan yang berharga ini, dan memanfaatkannya untuk memo­hon kepada Allah apa yang diingin­kannya.


Adab-Adab Khataman Al-Quran

Dalam mengkhatamkan AI-Quran, terdapat adab-adab yang mesti kita perhatikan agar kita mendapatkan manfaat dan keberkahan yang sebe­sar-besarnya. Di antara adab-adab yang mesti kita perhatikan di antaranya sebagai berikut:
Pertama, bila pembaca AI-Quran itu seorang diri (tidak berjamaah), amat disukai bila ia mengkhatamkannya di dalam shalat. Sedangkan bagi yang mengkhatamkannya di luar shalat, atau bagi jamaah yang mengkhatam­kannya bersama-sama, hendaknya ia khatamkan bersama-sama pada awal malam.
Kedua, berpuasa pada hari khatam AI-Quran, kecuali jika hari itu jatuh pada hari yang dilarang berpuasa. Di antara tokoh-tokoh yang selalu ber­puasa ketika khatam AI-Quran adalah Thalhah bin Musharrif, Al-Musayyab bin Rabi`, dan Habib bin Tsabit.
Ketiga, amat disukai mengundang dan mengumpulkan anggota keluarga dan orang-orang yang terhormat untuk menghadiri khataman AI-Quran. Anas bin Malik selalu mengumpulkan ang­gota keluarganya ketika khatam Al­Quran dan kemudian berdoa bersama. Mujahid dan Ubadah selalu mengun­dang 'Uyainah At-Tabi'iy untuk me= nyaksikan khataman AI-Quran.
Keempat, hendaklah berdoa di kala khatam AI-Quran. Para sahabat me­ngatakan, "Rahmat Allah diturunkan ketika khatam AI-Quran" Diberitakan oleh Ad-Darimi dari Humaid AI-A'raj, is mengatakan, "Barang siapa membaca AI-Quran, kemudian ia berdoa, niscaya doanya itu diamini empat ribu malaikat."
Kelima, amat disukai bila khataman AI-Quran itu dilakukan sekali pada awal malam dan sekali pada awal siang. Khatam di siang hari dilakukan pada awal siang dalam dua rakaat shalat sunnah fajar atau sesudahnya, sedang khatam pada malam hari di­lakukan pada awal malam Jumat da­lam dua rakaat sunnah maghrib atau sesudahnya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Daud dan `Amr bin Murrah At-Tabi'iy, ia me­ngatakan, "Mereka (para sahabat) lebih suka mengkhatamkan AI-Quran pada awal malam atau pada awal siang"
Thalhah bin Musharrif At-Tabi'iy mengatakan, "Barang siapa mengkha­tamkan AI-Quran di sembarang waktu di siang hari, para malaikat bershalawat baginya hingga petang hari; dan ba­rang siapa mengkhatamkan AI-Quran di sembarang malam, para malaikat bershalawat untuknya hingga pagi hari:'
Keenam, ketika khatam AI-Quran, hendaknya berdoa mengenai urusan­ urusan penting yang sedang dihadapi. Hendaknya pula, sebagian dari isi doa itu mengenai akhirat, urusan umum, pe­merintah, dan sebagainya, yaitu agar mereka mendapat taufik dari Allah, taat kepada-Nya, terpelihara dari kesalah­an, sating menolong atas kebajikan clan ketaqwaan, membela kebenaran, dan bersatu menentang musuh-musuh agama.
Ketujuh, sebaiknya, setelah khatam AI-Quran, segera mulai membacanya lagi dari awal mushaf atau di bagian mana saja.

Doa Khatam Al-Quran

Banyak sekali doa khatam Al­Quran yang disusun para ulama, balk yang terkenal karena sering dibaca di berbagai tempat, maupun yang ku­rang dikenal masyarakat luas. Di bawah ini dipersembahkan kepada Anda doa-doa khatam AI-Quran, yang telah dikenal luas maupun yang belum, agar dapat diamalkan ketika kita mengkhatamkan AI-Quran.

Bismillahir-rahmanir-rahim

Allahummar-hamna bilqur'an, waj-‘alhu lana imamaw-wa nuraw-wa hudaw-wa rahmah. Allahumma dzakkirna minhu ma nasina wa ‘alimna minhu ma jahilna warzuqna tilawatahu ana’al-laili wa athrafan-nahar, waj-‘alhu lana hujjatan ya rabbal ‘alamin.

Allahumma ashlih li dinil-ladzi huwa 'ishmatu amri wa ashlih li dun­yayal-lati fiha ma `asy wa ashlih li akhiratil-lati fiha ma`adi waj-`alil­-hayata ziyadatan lana fi kulli khair, waj'alil-mauta rahatan lana min kulli syarr.

Allahummaj-`al khaira `umri akhi-­rahu wa khaira `amali khawatimahu wa khaira ayyami yauma alqaka fih.

Allahumma inni as'aluka `isyatan haniyyah wa mitatan sawiyyah wa maraddan ghaira makhziyyin wa la fadhih.

Allahumma inni as'aluka khairal-­mas'alah wa khairad-du`a' wa khairan­najah wa khairal-`amal wa khairats­tsawab wa khairal-hayah wa khairal-­mamat, wa tsabbitni wa tsaqqil ma­-wazini wa haqqiq imani warfa `darajati wa taqabbal shalati waghfirkhathi'ati, wa as'alukal-`ula minal jannah.

Allahumma inni as'aluka mujibati rahmatika wa `aza'ima maghfiratika was-salamata min kulli itsmin wal­ghanimata min kulli birrin wal-fauza bil jannati wan-najata minan-nar. Allahumma ahsin `aqibatana fil-­umuri kulliha wa ajirna min khiz-yid­dunya wa `adzabil-akhirah.


Allahummaqsim lana min khasy-­yatika ma tahulu bihi bainana wa baina ma `shiyatika wa min tha`atika ma tuballighuna biha jannataka wa minal-yaqini ma tuhawwinu bihi `alai­na masha'ibad-dunya, wa matti`na bi'asma `ina wa absharina wa quwwa­tina ma ahyaitana waj-`alhul-waritsa minna, waj-'al tsa'rana `ala man zhalamana wanshurna `ala man `adana wa la taj-'al mushibatana fi dinina wa la taj`alid-dunya akbara hammina wa la mablagha `ilmina wa la tusallith `alaina man la yarha­muna.
Allahumma la tada ` lana dzanban illa ghafartahu wa la hamman illa farrajtahu wa la dainan illa qadhai-­tahu wa la hajatan min hawa'ijid­dunya wal-akhirati illa qadhaitaha, ya arhamar-rahimin. Rabbana atina fid­dunya hasanatan wa fil-akhirati ha­sanatan wa qina `adzaban-nar. Wa shallallahu `ala nabiyyina Muham­madin wa `ala alihi wa ash_habihil­-akhyari wa sallama tasliman katsira.
"Ya Allah, rahmatilah aku dengan AI-Quran; dan jadikanlah ia sebagai imam, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkanlah aku akan segala yang terlupa darinya, ajarilah aku semua yang aku tidak tahu darinya, berilah kepadaku anu­gerah berupa kemampuan memba­canya di waktu malam dan siang, dan jadikanlah ia sebagai hujah bagiku, wahai Tuhan sekalian alam.
Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku, yang merupakan pemeli­hara urusanku, perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat penghi­dupanku, perbaikilah untukku akhi­ratku yang merupakan tempat kem­baliku, jadikanlah kehidupan seba­gai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan, dan jadikanlah kematian sebagai istirahat bagiku dari setiap kejahatan.

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah pada akhirnya, se­baik-baik perbuatanku pada penutupnya, dan sebaik-baik hariku ada­lah hari di mana aku menjumpai-Mu. Ya Allah, sesungguhnya aku bermo­hon kepada-Mu kehidupan yang menyenangkan, kematian yang be­nar, serta kepulangan yang tidak membawa aib dan nama buruk.

Ya Allah, sesungguhnya aku me­mohon kepada-Mu permohonan ter­baik, doa terbaik, keberhasilan ter­baik, perbuatan terbaik, ganjaran ter­baik, kehidupan terbaik, dan kemati­an terbaik. Tetapkanlah dan berat­kanlah timbangan baikku, sahkanlah keimananku, naikkanlah derajatku, terimalah shalatku, ampunilah aku atas kesalahan-kesalahanku, dan aku memohon kepada-Mu surga yang tinggi.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu hal-hal yang dapat menyebabkan rahmat-Mu, ampunan-ampunan-Mu, keselamat­an dari segala dosa, keberuntungan dari segala kebaikan, keberhasilan dengan mendapatkan surga, dan ke­selamatan dari siksa neraka. Ya Allah, baguskanlah akhir semua urusanku dan selamatkanlah kami dari kehinaan dunia dan siksa akhirat.
Ya Allah, berilah untuk kami rasa takut kepada-Mu yang dengannya Engkau menghalangi kami dengan perbuatan maksiat terhadap-Mu, dan berilah ketaatan kepada-Mu yang membawa kami kepada surga­Mu, dan keyakinan yang membuat Engkau menjadikan musibah dunia terasa remeh bagi kami. Dan berilah kepada kami kenikmatan dengan pendengaran-pendengaran kami, penglihatan-penglihatan kami, dan kekuatan kami, selama Engkau masih menghidupkan kami, dan jadikanlah ia sebagai waris dari kami, berilah balasan terhadap orang yang menzalimi kami, dan tolonglah kami atas orang yang memusuhi kami. Janganlah Engkau menjadikan musibah kami terdapat dalam urusan agama kami, jangan pula Engkau menjadikan dunia se­bagai cita-cita kami yang terbesar, dan jangan pula sebagai puncak ilmu kami, dan janganlah Engkau menguasakan kami pada orang yang tidak sayang kepada kami.

Ya Allah, janganlah Engkau biar­kan kami memiliki dosa melainkan Engkau hapuskan, jangan biarkan kami memiliki kesulitan melainkan Engkau bukakan, dan jangan pula biarkan kami mempunyai utang me­lainkan Engkau lunaskan, wahai Yang Paling Pengasih di antara yang pengasih. Ya Allah, berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaik­an di negeri akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ke­sejahteraan-Nya kepada Nabi kita Muhammad SAW, juga kepada ke­luarga dan para sahabatnya"

Berikut ini doa khatam Al-Quran yang disusun ulama terkemuka, panutan umat, Al-Imam Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, yang secara singkat sering di sebut sebagai Imam Nawawi saja.Inilah doa-nya .

Bismillahir-rahmanir-rahim
Allahumma ashlih qulubana wa azil `uyubana wa tawallana bil-husna wa zayyinna bit-taqwa wajma ` lana khairal-akhirati wal-ula warzuqna tha `ataka ma abqaitana. Allahumma yassirna lil-yusra wa jannibnal- `usra wa a`idzna min syururi anfusina wa sayyi'ati a`malina, wa a `idzna min `adzabin-nari wa`adzabil-qabri wa fitnatil-mahya wal-mamati wa fitnatil­ masihid-dajjal. Allahumma inna nas'alukal-huda wat-taqwa wal-`afafa wa ghina. Allahumma inna nas­taudi`uka adyanana wa abdanana wa khawatima a`malina wa anfusana wa ahlina wa ahbabana wa sa'iral­ muslimina wa jami `a ma an`amta `alaina wa `alaihim min umuril­akhirati wad-dunya.

Allahumma inna nas'alukal-'afwa wal-`afiyata fid-dini wad-dunya wal­akhirah, wajma ` bainana wa baina ahbabina fi dari karamatika bifadh­-lika wa rahmatik. Allahumma ashlih wulatal-muslimina wa waffiqhum lil`adli fi ra`ayahum wal-ihsani ilaihim wasy-syafaqati `alaihim warrifqi bihim wal-i`tina'i bimashalihihim wa hab­bibhum ilar-ra`iyyati wa habbibir­-ra`iyyata ilaihim wa waffiqhum lishirathikal-mustaqimi wal-`amali biwazha'ifi dinikal-qawim. Allahum­-mal-thuf bi`abdika sulthanana wa waffiqhu limashalihid-dunya wal­akhirati wa habbibhu ila ra`iyyatih.
"Ya Allah, perbaikilah hati kami, hilangkanlah aib kami, uruslah kami dengan kebaikan, hiasilah kami de­ngan ketaqwaan, himpunkanlah bagi kami kebaikan akhirat dan kebaikan dunia, dan anugerahkanlah kepada kami ketaatan kepada-Mu selama Engkau masih menghidupkan kami. Ya Allah, mudahkanlah kami untuk mendapatkan kemudahan, jauhkan­lah kami dari kesulitan, lindungilah kami dari keburukan diri kami dan kejelekan perbuatan kami, dan pe­liharalah kami dari azab neraka, azab kubur, fitnah kehidupan, fitnah ke­matian, dan fitnah Al-Masih ad-Dajjal. Ya Allah, sesungguhnya kami me­mohon kepada-Mu petunjuk, ketaq­waan, sikap menjaga diri, dan ke­kayaan. Ya Allah, sesungguhnya kami menitipkan kepada-Mu agama kami, tubuh kami, akhir perbuatan kami, diri kami, keluarga kami, para pecinta kami, dan semua orang muslim, serta semua yang Engkau berikan kepada kami dan kepada mereka dalam urusan akhirat dan urusan dunia.

Ya Allah, sesungguhnya kami me­mohon kepada-Mu ampunan dan afiat dalam urusan agama, dunia, dan akhirat. Dan kumpulkanlah kami de­ngan orang-orang yang kami cintai di negeri kemuliaan-Mu dengan anu­gerah keutamaan-Mu dan rahmat-Mu.

Ya Allah, perbaikilah para penguasa Muslim, dan berilah mereka petunjuk untuk bersikap adil terhadap rakyat mereka, berbuat baik kepada me­reka, sayang kepada mereka, lemah lembut terhadap mereka, dan mem­perhatikan kepentingan-kepentingan mereka. Jadikanlah mereka cinta ke­pada rakyat, dan jadikanlah pula rak­yat cinta kepada mereka, dan berilah mereka petunjuk menuju jalan-Mu yang lurus dan mengamalkan agama-Mu yang benar.

Ya Allah, lem­butkanlah penguasa kami, berilah ia petunjuk menuju maslahat dunia dan akhirat, dan jadikanlah ia mencintai rakyatnya."

Thursday, August 21, 2008

MARHABAN YA RAMADHAN

Selamat datang, Ramadhan
Duhai kekasih yang datang setiap tahun
Kami menanti kedatanganmu
dengan cinta yang berlimpah
k arena cinta kepada Penciptamu
Selamat datang, Ramadhan
Engkau kembali lagi kepada kami
setelah satu tahun berlalu
Engkau datang kembali kepada kami
se telah kami mengisi hari-hari kami
dengan catatan kebaikan maupun keburukan
yang semuanya akan dibacakan nanti
di hadapan Allah SWT
di hari perhitungan


DOA SETELAH SHALAT WITIR

Adapun setelah melaksanakan shalat witir, doa yang dapat kita amalkan adalah sebagai berikut :

Allahumma inni a’udzu biridhaka min sakhathi-ka wa a’udzu bimu’afatika min uqubatik, wa a’udzubika minka la uhsi tsana’an ’alaika anta kama ats-naita ’ala nafsika (3X)

Ya lathifu, ya kafi, ya hafizh, ya syafi (2x).
Allahu ya lathifu, ya wafi, ya karimu antallahu la ilaha ilallah (10x).

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung dengan rahmat-Mu dari azab-Mu. Aku tak sanggup menghitung pujian terhadap-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu.
Wahai Yang Mahalembut, wahai Yang Maha Men­cukupi, wahai Yang Maha Memelihara, wahai Yang M.aha Menyembuhkan.
Ya Allah, wahai Yang Mahalembut, wahai Yang Maha Memenuhi, wahai Yang Mahamulia, Engkaulah
tidak ada Tuhan selain Allah."


La ilaha illallahu Muhammadur-rasulullahi shalallahu ’alaihi wa sallam, `alaiha nahya wa `alahi­, namutu wa `alaiha nub`atsu insya'allahu ta`ala birahmatihi wa karamihi minal-aminin.

”Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepadanya. Berlandaskan kalimat itu kami hidup , dan kami di bangkitkan insya Allah termasuk orang-orang yang berada dalam keadaan aman dengan rahmat-Nya dan kemurahan-Nya.

Allahumma inna nas'aluka imanan da’iman wa nas’aluka qalban khasyi’an wa nas’aluka ’ilman nafi’an wa nas’aluka yaqinan shodiqan wa nas'aluka amalan shalihan, wa nas'aluka dinan qayyiman wa nas’alukal-`afwa wal-`afiyah, wa nas'aluka tamamal ­'afiyah, wa nas’alukasy-syukra ’alal-’afiyah, wa nas’alukal-ghina ’an syirarin-nas.

Allahumma rabbana taqabbal minna shalatana wa shiyamana wa qiyamana wa takhasysyu`ana wa tadharru`ana wa ta`abbudana wa tammim taqshirana, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya arhamar rahimin. Wa shallallahu ’ala khairi khalqihi sayyidina Muham­madin wa 'ala alihi wa sha_hbihi ajma in, wal-hamdu lillahi rabbil-alamin. Alfatihah.
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada­Mu iman yang tetap, hati yang khusyu', ilmu yang bermanfaat, keyakinan yang benar, amal yang shalih, agama yang lurus, ampunan dan afiat, kesempurna­an afiat, syukur terhadap afiat, dan terhindar dari orang-orang yang jahat.

Ya Allah, Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa kami, ibadah malam kami, kekhusyu'an kami, ketun­dukan kami, ibadah kami, dan sempurnakanlah kekurangan kami, ya Allah, ya Allah, ya Allah, wahai yang Maha Pengasih di antara yang pengasih. Se­moga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk terbaik-Nya, junjungan kami, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya, dan segala puji milik Allah, Tuhan sekalian alam."

Doa Lailatul Qadar

Meskipun tidak ada keterangan tunggal dan pasti mengenai kapan terjadinya Lailatul Qadar, artinya pada tanggal berapa di antara malam-ma­lam Ramadhan is muncul, penjelasan-penjelasan dalamm hadits dan pendapat ulama memberikan ba­nyak informasi tentang saat-saat yang diduga kuat terjadinya Lailatul Qadar. Maka pada malam-ma­lam yang kita duga merupakan Lailatul Qadar, kita membaca doa- berikut:

Bismillahir-rahmanir-rahim. Allahumma innaka ’afuwwun tuhibbul-’afwa fa’fu ’anni. Afwaka ya ’afuw-wu fil-mahya wa fil-mamati ’afwaka, wa fil-quburi ’afwaka, wa ’indan-nusyuri ’afwaka, wa ’inda tatha-yurish-shuhufi ’afwaka, wa fil-qiyamati ’afwaka, wa fi munaqasyatil-hisabi ’afwaka, wa ’indal-mamarri ’alash-shirathi ’afwaka, wa ’indal-mizani ’afwaka, wa fi jami’il-ahwali ’afwaka, ya ’afuwwu, ’afwaka.

”Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau Menyukai ampunan, maka ampunilah aku. Aku memohon ampunan-Mu, wahai yang Maha Pengampun, dalam kehidupan, dalam kematian, aku juga memohon ampunan-Mu, dalam kubur aku juga memohon ampunan-Mu, ketika dibangkitkan aku juga memohon ampunan-Mu ,ketika di berikan lembaran amal aku juga memohon ampunan-Mu, ketika sidang perhitungan amal aku juga me­mohon ampunan-Mu, dalam semua keadaan aku juga memohon ampunan-Mu, wahai Yang Maha Pengampun, aku memohon ampunan-Mu:'
Doa Makan Sahur

Sebelum menikmati makan sahur, agar kita men­dapatkan keberkahannya, kita berdoa sebagaimana kita makan ydi waktu kapan saja , dengan membaca doa ini :

Bismillahir-rahmanir-rahim. Allahumma barik lana fima razaqtana wa qina adzaban-nar.

"Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami pada apa yang Engkau rizkikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa neraka:"

Doa setelah membaca Al-Quran

Allahummar-hamna bilqur'an, waj-‘alhu lana imamaw-wa nuraw-wa hudaw-wa rahmah. Allahumma dzakkirna minhu ma nasina wa ‘alimna minhu ma jahilna warzuqna tilawatahu ana’al-laili wa athrafan-nahar, waj-‘alhu lana hujjatan ya rabbal ‘alamin.
' Ya Alah, rahmatilah kami dengan AI-Quran, dan jadikanlah ia sebagai imam, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagi kami. Ya Allah, ingatkanlah kami segala yang terlupa darinya, ajarilah kami semua yang kami tidak tahu darinya, berilah kepada kami anugerah berupa dapat membacanya di waktu malam dan siang dan jadikanlah ia sebagai hujjah bagi kami, ya Allah Tuhan sekalian alam."

"Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, yang telah memerintahkan kami untuk berterima kasih kepada kedua orang tua dan berbuat baik kepada mereka, mendorong kami untuk berbakti kepada mereka dan melakukan kebajikan kepada mereka, menyuruh kami untuk merendahkan diri kepada mereka dengan kasih sayang sebagai pengagungan dan penghormatan terhadap keduanya, dan memesankan kepada kami untuk menyayangi keduanya sebagaimana mereka telah menyayangi kami sewaktu kecil.

Ya Allah, rahmatilah kedua orangtua kami, ampunilah mereka, sayangilah mereka. Rahmatilah mereka dengan keridhaan yang dengannya Engkau memberikan keridhaan dan ampunan pada mereka, menempatkan mereka pada kemuliaan-Mu dan keamanan-Mu, dan limpahkanlah kepada mereka kebaikan-Mu.

Ya Allah, ampunilah mereka dengan ampunan yang menyeluruh yang Engkau hapuskan dengannya kesalahan-kesalahan mereka yang telah lalu dan perbuatan-perbuatan buruk mereka yang terus mereka yang terus di lakukan. Rahmatilah mereka dengan rahmat yang dengannya Engkau sinari tempat berbaring di kubur-kubur mereka, dan Engkau amankan mereka pada hari ketakutan ketika mereka di bangkitkan.

Ya Allah kasihanilah mereka atas kelemahan mereka sebagaimana mereka mengasihani kami atas kelemahan kami, tetaplah Engkau mengasihi mereka ketika mereka terputus dari-Mu sebagai­-mana nereka tetap mengasihi kami ketika kami dalam keadaan terputus dari mereka, dan lembutlah terhadap mereka sebagaimana mereka lembut kepada kami ketika kami masih kecil.

Ya Allah, peliharalah bagi mereka kecintaan itu yang Engkau tanamkan pada hati-hati mereka , kasih sayang yang Engkau penuhi dengannya dada-dada mereka, dan kelembutan yang Engkau sibukkan dengannya anggota tubuh mereka. Beri­ lah balasan kepada mereka atas perjuangan me­reka mengasuh kami. Janganlah Engkau sia-siakan kesungguhan mereka dalam merawat kami dan berilah ganjaran atas usaha yang mereka lakukan pada diri kami dan pemeliharaan yang mereka jalankan terhadap kami dengan ganjaran terbaik yang telah Engkau berikan kepada mereka yang berusaha dan melakukan perbaikan serta yang memelihara dan memberikan nasehat.

Ya Allah, berilah kebaikan kepada mereka berkali lipat dari kebaikan yang mereka berikan
kepada kami, dan pandanglah mereka dengan pandangan kasih sayang sebagaimana mere~ memandang kami.

Ya Allah, berilah kepada mereka balasan yang baik atas apa yang telah mereka sia-siakan dalam hal kewajiban terhadap-Mu karena kesibukan mereka dalam mendidik kami, ampunilah mereka atas kekurangan mereka dalam mengabdi kepada­Mu karena mereka mendahulukan kami dalam me­layani kami, ampunilah mereka atas perbuatan­perbuatan syubhat yang mereka lakukan disebab­kan mereka melakukan usaha untuk kami, jangan­lah Engkau balas mereka atas dorongan nafsu mereka karena hati mereka dikuasai perasaan cinta kepada kami, janganlah Engkau tanggung­kan pada mereka ketidakadilan-ketidakadilan yang mereka lakukan, dan berilah kelembutan kepada mereka dengan kelembutan yang lebih dari ke­lembutan mereka terhadap kami ketika mereka masih hidup.

Ya Allah, apa yang Engkau berikan petunjuk kepada kami berupa ketaatan, apa yang Engkau mudahkan bagi kami berupa kebaikan, dan apa yang Engkau berikan taufik kepada kami berupa pendekatan diri kepada-Mu, kami mohon kepada Engkau agar Engkau memberikan bagian pula dari hal-hal itu kepada mereka. Sedangkan keburukan­ keburukan yang kami lakukan dan kesalahan-ke­salahan yang kami perbuat, janganlah Engkau ikutkan mereka dengan kami dan janganlah Engkau jadikan dosa atas mereka karena dosa ­dosa kami.

Ya Allah , sebagaimana Engkau telah meng­gembirakan mereka dengan kami dalam kehidupan ­
bahagiakanlah pula mereka dengan kami setelah mati.

Ya Allah , janganlah Engkau sampaikan kepada mereka berita-berita tentang kami yang mengecewakan mereka, janganlah Engkau tanggungkan atas mereka dosa-dosa kami yang memberatkan mereka dan janganlah Engkau hinakan mereka dengan kami di hadapan tentara kematian dengan hal hal yang membawa aib yang kami lakukan dan kemunkaran-kemunkaran yang kami kerjakan. Ba­hagiakanlah mereka dengan amal-amal kami di tempat bertemunya para arwah ketika orang-orang baik berbahagia dengan anak-anak mereka yang baik, dan janganlah Engkau tempatkan mereka dengan sebab kami di tempat terbukanya aib karena perbuatan buruk yang kami lakukan.

Ya Allah, sucikanlah bacaan AI-Quran yang kami baca, terimalah shalat yang kami tunaikan, ridhailah perbuatan baik yang kami kerjakan, dan tumbuhkanlah harta yang kami sedekahkan.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu agar Engkau menjadikan bagian mereka dari hal itu lebih besar dari bagian kami, bagian yang mereka terima dari kami lebih banyak dibandingkan bagian kami, bagian mereka dari pahalanya lebih mel­impah dibandingkan bagian kami. Karena, se­sungguhnya Engkau telah memesankan kepada kami untuk berbakti kepada mereka dan menyuruh kami untuk berterima kasih kepada mereka. Eng­kaulah yang paling patut untuk menerima bakti dari orang-orang yang berbakti, dan yang paling berhak untuk dihubungi (dalam segala hal) oleh orang-orang yang diperintahkan.

Ya Allah, jadikanlah bagi mereka penyejuk mata pada hari bangkitnya para saksi, perdengar­kanlah kepada mereka panggilan yang terbaik pada hari orang-orang saling berpisah, dan jadikanlah mereka orangtua yang paling dekat dengan anak­ anaknya sampai Engkau mengumpulkan kami dan mereka serta kaum muslimin semuanya di negeri kemuliaan-Mu, tempat rahmat-Mu, dan tempat para kekasih-Mu beserta orang-orang yang telah Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang shalih. Mereka itulah sahabat-sahabat terbaik. Itulah keutamaan dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Menge­tahui.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ke­sejahteraan kepada junjungan kami, Nabi Muham­mad, beserta keluarga dan para sahabat. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Amiin."


Waktu-waktu Mustajab

Bulan R.amadhan secara keseluruhan adalah waktu yang sangat baik untuk berdoa, dan ter­ masuk waktu yang mustajab. Di samping itu, ada waktu-waktu khusus, baik di bulan Rama­dhan maupun di luar Ramadhan, yang juga sekaligus untuk berdoa dan sangat besar ke­mungkinannya diterima - apalagi di bulan Ra­madhan.

Ibnu ’Atha, ulama terkemuka, berkata, "Doa mempunyai beberapa rukun yang kuat, mempunyai beberapa sayap yang dapat naik ke langit tinggi, dan mempunyai beberapa sebab yang menyebabkannya diterima." Rukun-rukun doa itu adalah hadirnya hati ketika berdoa serta menghinakan diri kepada Allah. Sayap­-sayapnya adalah berdoa dengan penuh kemauan keikhlasan yang timbul dari lubuk jiwa dan bertepatan dengan waktunya. Dan sebab ia di­ terima adalah bershalawat kepada Nabi sebe­lum berdoa.

Waktu-waktu yang baik untuk berdoa ada­lah sebagai berikut:
Pertama : ketika turun hu­jan
Kedua : ketika akan memulai shalat dan aesudahnya.
Ketiga : ketika menghadapi barisan musuh dalam medan peperangan.
Keempat : di tengah malam.
Kelima : di antara adzan dan iqamat.
Keenam : ketika i'tidal yang akhir di dalam shalat.
Ketujuh : ketika sujud dalam shalat.
Kedelapan : ketika khatam membaca Al-Quran 30 juz.
Kesembilan : sepanjang malam, utama: sepertiga terakhir dan di waktu sahur.
Kese­puluh : sepanjang hari Jum'at, karena mengharap berjumpa dengan saat ijabah, yang terletak antara terbit fajar dan terbenamnya matahari pada hari Jum'at itu.
Kesebelas : antara zhuhur dan ashar dan an­tara ashar dan maghrib.

Rasulullah SAW bersabda, "Tuhan kita tu­run ke langit dunia ketika malam telah tinggal sepertiga yang akhir. Maka berkatalah Tuhan. 'Barang siapa berdoa kepada-Ku, Aku perkenan­kan doanya. Barang siapa meminta kepada-Ku, Aku akan memberinya. Dan barang siapa me­minta ampun, Aku ampuni dia." (HR Al-Bukhari dan Muslim).

"Pada waktu malam, ada suatu saat jika se­orang muslim memohon kepada Allah sesuatu kebajikan dunia dan akhirat ketika itu, niscaya Allah mengabulkannya." (HR Muslim).

Wednesday, August 20, 2008

RANGKAIAN DOA RAMADHAN amalan meraih rahmat dan ampunan

Marhaban ya syahra ramadhan
Marhaban syahrash-shiyami
Marhaban ya syahra ramadhan
Marhaban syahral-qiyami

Selamat datang, bulan Ramadhan
Selamat datang, bulan puasa
Selamat datang, bulan Ramadhan
Selamat datang, bulan ibadah


Tanpa terasa, bulan puasa telah berada di de­pan mata. Setiap orang beriman tentu akan se­nang menantikan kedatangannya. Apalagi dalam hadits di-katakan. "Barang siapa gembira dengan bulan Ramadhan, Allah haramkan jasadnya dari api neraka."
Tak ada kegembiraan menyamai gembiranya menyambut Ramadhan. Namun, kegembiraan ini akan menjadi hilang maknanya dan sirna jiwanya apabila , setelah ia datang. kita tak mengisinya dengan berbagai ibadah dan taqarrub yang dituntunkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad SAW . Jika demikian, tak ubahnya kita menanti-nanti seseorang yang kita rindukan sekian lama ,tetapi setelah ia datang kita tinggal pergi begitu saja. Oh betapa dustanya kerinduan itu, dan betapa kecewanya tamu yang kedatangannya ditunggu-tunggu.

Tentu kita tak ingin demikian. Kita ingin menunjukkan bahwa kegembiraan kita atas kedatangan Ramadhan adalah benar adanya, bahwa kerinduan kita juga tak di mulut saja. Untuk itu tak ada pilihan lain selain kita isi saat-saat istimewa ini dengan berbagai ibadah dan ketaqwaan lainnya. Sudah selayaknya kita bertekad menjadikan Ramadhan ini lebih baik daripada Ramadhan-Ramadhan sebelumnya. Mengapa? Karena, Ramadhan-Ramadhan yang lalu tak Akan kembali lagi, sedangkan Ramadhan-Ra­madhan yang akan datang belum tentu kita ala­mi. Karenanya, inilah saat terbaik yang mesti kita manfaatkan, juga dengan sebaik-baiknya.
Untuk membantu Anda mewujudkan hal ter­sebut, kami suguhkan kepada Anda amalan-amalan Ramadhan, baik doa maupun dzikir yang dapat kita baca sejak malam menjelang sahur hingga malam keesokan harinya.

Ya arhamar-rahimin, irhamna (3x), wa `afina wa’fu `anna wa 'ala tha `atika wa syukrika a’ inna, wa `alal islami` wal imanil kamilaini jam`an tawaffana, wa anta radhin ’anna wa’an babika fala tathrudna, ya wasi`al maghfirah, ya hayyu ya qayyum,birahmatikal-wasiah,bijahika ya Allah.
­
Ya arhamar-rahimin, irhamna , wa `afina wa’fu `anna ,wa 'ala tha`atika wa syukrika a’ inna, ya hayyu ya gayyumu, bijahi sayyidina muhammadin shallallahu `alaihi wa sallam.

Ya arhamar-rahimin, irhamna wa `afina wa `fu `anna wa 'ala tha`atika wa syukrika a`inna, ya hayyu ya gayyumu, bijahi sayyidina abi bakrinish-shiddigi ra­dhiyallahu `anh.

Ya arhamar-rahimin, irhamna wa `afina wa`fu `anna, wa `ala tha`atika wa syukrika a`inna, ya hayyu ya qay­yumu, bijahi sayyidina 'umarabnil khaththabi radhiya­llahu `anh.

Ya arhamar-rahimin, irhamna wa `afina wa`fu `anna ,wa 'ala tha `atika wa syukrika a `inna, ya hayyu ya qay­yumu, bijahi sayyidina `utsmanabni `affana radhiyallahu ’anh

Ya arhamar-rahimin, irhamna wa `afina wa`fu `anna ,wa 'ala tha `atika wa syukrika a `inna, ya hayyu ya qay­yumu, bijahi sayyidina `’aliyyibni abi thalibin karamallahu wajhahu, wa radhiyallahu tabaraka wa ta’ala ’an kulli shahabati rasulillahi.

"Oh Tuhan, Yang Paling Pengasih di antara yang pengasih, kasihilah kami (3 x). Ampunilah kami dan hapuskanlah kesalahan kami. Tolonglah kami untuk menaati-Mu dan bersyukur atas nikmat-Mu. Dan wafatkanlah kami dalam keadaan Islam dan iman yang sempurna, dan dalam keadaan Engkau meridhai kami. Dan janganlah Engkau mengusir kami dari pintu surga-Mu, oh Tuhan, yang maha luas ampunan-Nya.”
”Oh Tuhan, Yang Maha hidup dan senantiasa mengurus hamba-Nya. Berkat rahmat­ Mu yang luas, dan dengan kehormatan-Mu, ya Allah. Oh Tuhan, Yang Paling Pengasih di antara yang pengasih, kasihilah kami. Ampunilah kami dan hapus­kanlah kesalahan kami. Tolonglah kami untuk menaatiMu dan bersyukur atas nikmatMu Oh Tuhan yang Maha hidup,Yang senantiasa mengurus hamba­-Nya. Berkat kehormatan junjungan kami, Nabi Muhammad SAW.”

”Oh Tuhan, Yang Paling Pengasih di antara yang pengasih, kasihilah kami. Ampunilah kami dan hapuskanlah kesalahan kami.Tolonglah kami untuk menaati-Mu dan bersyukur atas nikmat-Mu. Oh Tuhan, Yang Mahahidup, Yang senantiasa mengurus hamba-Nya. Berkat kehormatan Sayyidina Abu ,~ Bakar Ash-Shiddiq RA.”

“Oh Tuhan, Yang Paling Pengasih di antara yang pengasih, kasihilah kami. Ampunilah kami dan hapuskanlah kesalahan kami. Tolonglah kami untuk menaati-Mu dan bersyukur atas nikmat-Mu.Oh Tuhan yang Maha hidup, Yang senantiasa mengurus hamba-Nya. Berkat kehormatan Sayyidina Umar bin Kaththab RA.”
”Oh Tuhan, Yang Paling Pengasih di antara yang pengasih, kasihilah kami. Ampunilah kami dan hapuskanlah kesalahan kami. Tolonglah kami untuk menaati-Mu dan bersyukur atas nikmat-Mu. Oh Tuhan, Yang Maha hidup, Yang senantiasa mengurus hamba-Nya. Berkat kehormatan Sayyidina Utsman bin Affan RA.”

“Oh Tuhan, Yang Paling Pengasih di antara yang pengasih, kasihilah kami. Ampunilah kami dan hapuskanlah kesalahan kami.Tolonglah kami untuk menaati-Mu dan bersyukur atas nikmat-Mu. Oh Tuhan, Yang Maha hidup, yang senantiasa mengurus hamba-Nya. Berkat kehormatan Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. Dan semoga Allah, yang Maha suci lagi maha tinggi, meridhai semua sahabat Rasulullah."

NIAT PUASA

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada-i fardhi syahri ramadhani hadzihis-sanati lillahi ta’ala,
Artinya
“Aku berniat puasa esok hari untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.”

DOA SHALAT DHUHA

Bismillahi-rahmanir-rahim. Alhamdu lillahi rabbil-‘alamin. Allahumma shalli wa sallim 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala alihi wa shahbihi wa man tabi'ahu bi-ihsanin ila yaumid-din. Allahumma innadh-dhuha-a dhuha-uka wal-baha-a baha-uka,wal-jamala jamaluka wal-qudrata qudratuka, wal-'ishmata 'ishmatuka. Allahumma in kana rizqi fis-sama-i fa anzilhu wa in kana fil-ardhi fa akhrijhu, wa in kana haraman fathahhirhu wa in kana ba'idan faqarribhu wa in kana mu`assaran fayassirhu bihaqqi dhuha-ika wa baha-ika wa jamalika wa qudratika ya arhamar-rahimin. Wa shallallahu wa sallama 'ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa man tabi'ahu bi-ihsanin ila yaumid-din.
'Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji milik Allah, Tuhan sekalian alam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam pada junjungan kami, Nabi Muhammad, serta kepada keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya dengan kebajikan sampai hari kiamat. Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha ada­lah waktu dhuha-Mu, kebagusan adalah kebagus­an-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekua­saan adalah kekuasaan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku ada di langit, turunkanlah, jika ada di bumi, keluarkanlah, jika haram, sucikanlah, jika jauh, dekatkanlah; jika su­lit, mudahkanlah, berkat waktu dhuha-Mu, kebagusan-Mu, keindahan-Mu, dan kekuasaan-Mu. Oh Tuhan, Yang Paling Penyayang di antara penyayang.
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW pada keluarga, para sahabat, dan orang-orang mengikutinya dengan kebajikan sampai kiamat."
DZIKIR RAMADHAN

Asyhadu an la ilaha illallah nastaghfirullah, nasalukal jannata wa na`udzu bika minan-nar (3X) , Allahumma innaka 'afuwwun karimun, tuhibbul 'afwa fa `fu `anna (3 x). Ya karim.
Allahumma sallimna li ramadhan wa sallim ramadhana lana wa tasallamhu minna mutaqabbala.Ya rabbal-'alamin.
”Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah. Kami memohon ampun kepada Allah. Kami memohon surga kepada-Mu dan kami berlindung dari api neraka.
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan ­Mahamulia; Engkau suka mengampuni, maka ampunilah kami. Oh Tuhan, Yang Mahamulia.
Ya Allah, selamatkanlah kami bagi Ramadhan, dan selamatkanlah bulan Ramadhan bagi kami, dan biarkanlah dengan selamat ia berpisah dari kami, ketika kami telah menjadi orang yang diterima."

DOA BERBUKA PUASA

"Allahuma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu " Subhanaka wa bihamdika. Allahumma taqabbal minni . Innaka antas-sami`ul-alim.
“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rizki-Mu aku berbuka. Maha suci Engkau, dan segala puji adalah milik-Mu.Ya Allah, terimalah puasaku. Sesungguhnya Engkau Maha endengar lagi Maha Mengetahui”

DOA SHALAT TARAWEH
Bismillahir-rahmanir-rahim
Alhamdulillahi hamdan yuwafi ni`amahu wa yukafi mazidahu ya rabbana lakalhamdu kama yanbaghi lijalali wajhika waazhimi sulthanik. Allahumma shalli wa sallim `ala sayyidina muhammadin wa `ala alihi wa shahbihi ajma’in. Allahummaj`alna bil imani kamilin, wa lifa-raidhika mu'addin, wa `alash-shalati hafizhin, walizzakati fa`ilin, wa lima 'indaka thalibin, wa li`afwika rajin, wa bil-huda mutamassikin, wa `anillaghwi mu’-ridhin.wa fiddunya zahidin, wa fillakhirati raghibin –wa bil qadha'i radhin, wa bin-na`ma'i syakirin, wa’alal-balaya shabirina wa tahta liwa'i sayyidina, muhammadin shalallahu 'alaihi wa sallama yaumul–qiyamati sa'irina wa`alal hawdhi waridina wa fil jannati dakhilina wa`ala sariril-karamati qa`idina wa bihurin inin mutazawwijin, wa min sundusin wa istabraqin wa dibajin mutalabbisin, wa min tha’amil jannati akilin , wa min labanin wa'asalin mushaf-faini syaribin, bi-akwabin wa abariqa wa ka'sin min ma’in ma`al-ladzina an`amta `alaihim minan-nabiy-yina wash-shiddiqina wasy-syuhada'i wash-shalihin. Wa hasuna ula'ika rafiqa, dzalikal-fadhlu minalllahi wa kafa billahi `alima. Allahummaj`alna fi hadzihil lailatisy-syarifatil-mubarakati minas-su`ada-il-maqbulina wa la taj`alnallahumma minal-asyqiya-il –mardudina birahmatika ya arhamar-rahimin. Illahana 'afina wa’fu anna wagfirillahumma lana wa liwalidina wa li-ummahatina wa li ikhwanina wa li akhawatina wa li azwajina wa li ahlina wa li ahli baitina wa li ajdadina wa li jaddatina wa li asatidzatina wa li masyayikhina wa li mu’allimina wa liman `allamnahu , wa liwulati amrina wa li dzawil-huquqi ‘alaina wa liman ahabba wa ahsana ilaina wa liman hadana wa hadainahu ilal-khairi wa liman aushana wa washshainahu bid-dua’ i wa li jami`il-muslimina wal-muslimati wal muminina wal-mu'minati al-ahya'i minhum wal-am­wati waktubillahummas-salamata wal-`afiyata `alaina wa alaihim wa 'ala 'abidikal-hujjaji wal-ghuzati waz­ zuwwari wal-musafirina fil-barri wal-bahri minal mus­-limina wa qina syarrazh-zhalimina fanshurna `alal­ -qaumil-kafirina ya mujibas-sa-ilina wakhtim lana ya rabbana minka bikhairin ya arhamar-rahimin. Wa shallallahu `ala khairi khalqihi sayyidina muhamm­adin wa `ala alihi wa shahbihi ajma`ina wa salim tasli'man katsiran wal-hamdulillahi rabbil `alamin.
"Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji milik Allah, dengan puji­an yang sesuai dengan nikmat-nikmat-Nya dan setara dengan tambahan-tambahan nikmat-Nya. Oh Tuhan, milik-Mu segala pujian, sebagaimana semestinya bagi kebesaran `wajah'-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, serta kepada ke­luarga dan para sahabat sekalian.
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang melaksanakan kewajiban-
kewajiban terhadap-Mu, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akherat , yang ridha dengan ketentuan, yang ber­syukur atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah de­ngan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih.Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.

Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini tergolong orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya, berkat rahmat-Mu, oh Tuhan, Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang.
Oh Tuhan, ampunilah kami, juga bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, saudara-saudara laki-laki kami. Saudara-saudara perempuan kami, istri-istri (suami­ suami) kami, keluarga kami, kakek-kakek kami, nenek-nenek kami, guru-guru kami, syaikh-syaikh kami, pengajar-pengajar kami, dan orang-orang yang mengajarkan kami, yang mengurus urusan kami, yang memiliki hak terhadap kami, orang-orang yang mencintai kami, yang berbuat baik kepada kami, yang memberi petunjuk kepada kami dan yang kami beri­kan petunjuk kepada kebaikan, yang kami pesankan untuk mendoakan kami, serta semua muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, yang masih hidup maupun yang sudah mati.
Tetapkanlah keselamatan dan afiat untuk kami dan mereka, juga hamba-hamba-Mu yang sedang menunaikan haji, para pejuang, para peziarah, orang­ orang yang sedang melakukan perjalanan di darat, laut, dan udara dari kaum muslimin, dan peliharalah t kami dari kejahatan orang-orang yang zhalim. Dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir.
Oh Tuhan. Dzat yang mengabulkan permohonan orang­-orang yang meminta. Dan akhirilah hidup kami dengan kebaikan, oh Tuhan, Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kesejah­teraan kepada makhluk terbaik-Nya, junjungan kami, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabat semua. Dan segala puji milik Allah, Tuhan sekalian alam."

Friday, August 15, 2008

10 tips untuk suami atau calon suami


1. Berdandanlah untuk istri anda, berpenampilan lah yang rapi dan pakai harum-haruman. Kapankah terakhir kali para laki2 berbelanja pakaian yang bagus hanya untuk istrinya ? Sama seperti para suami yang menginginkan istrinya untuk berpenampialn menarik, istri juga menginginkan hal serupa dari suaminya. Ingatlah bahwa Rasulullah SAW akan bersiwak, dan menggunakan weawangian ketika pulang kerumah dan menyenangi yang berbau harum.- berdandanlah juga selama dirumah. Beberapa orang hanya berdandan ketika mereka hendak keluar. Seorang suami selayaknya berdandan juga untuk istrinya saat mereka dirumah. Hal ini membuat wanita merasa spesial
2. GUnakan nama panggilan yang baik untuk istri anda. Rasulullah SAW memiliki nama-nama panggilan kesayangan untuk istri-istrinya. Panggilah istri anda dengan nama terbaik yang sangat disenanginya, dan hindari nama panggilan yang menyakiti hatinya.- Ingatlah anda adalah satu-satunya Pacar istri anda, dan satu-satunya teman terbaiknya. Dia menjalani dan berbagi kehidupan dan hubungan yang halal dengan anda. Cintai dia tanpa syarat, demi Allah. Dan ekspresikan perasaan cinta tersebut. Wanita menyenangi apabila dikatakan bahwa anda mencintainya. Hubungi dia disela-sela pekerjaan anda, hanya untuk menanyakan kabarnya.
3. Jangan perlakukan dia seperti lalat. Yang tidak pernah kita pikirkan dalam keseharian kita, sampai saatnya dia mengganggu kita. Seorang istri akan berlaku baik setiap harinya yang mungkin tidak terlalu diperhatikan oleh suami (karena sudah biasa), sampai suatu saat dia melakukan kesalahan pada sang suami. Jangan perlakukan mereka seperti ini. Ingatlah seluruh kebaikan yang telah dilakukannya dan fokuslah ke hal tersebut.- Setiap terjadi pertengkaran atau perbedaan pendapat, ingatlah seluruh kebaikannya. DIa memasak untukmu, merawat rumah, merawat ana-anak, dan yang terpenting mereka memelihara diri mereka untuk suami.Janganlah memarahinya jikalau ia sedang "marah" denganmu. Peluklah dan katakan padanya bahwa anda menyintainya karena Allah. Hanya perasaan sayang tersebutlah yang dapat meredakan amarahnya. Berbicaralah dan diskusikan jika terjadi kesalahpahaman.
4. Jikalau kau menemukan kesalahan dari istri anda, berusahalan untuk tetap tenang dan janganlah berkomentar! Ini adalah salah satu cara Rasulullah SAW jikalau melihat suatu yang "tidak beres" dari apa yang dilakukan istrinya radiallahu anhum. Inilah teknik yang hanya dikuasai (dicontoh) oleh sebagian kecil kaum muslim.- Jangan terlalu sering mengritik istri. Percayalah padanya dan hargai keputusannya. Jikalau dia melakukan sesuatu yang tidak kau senangi, atau berjalan yang tidak sesuai dengan syariat islam, maka nasihatilah secara lembut
5. Tersenyumlah pada istri anda kapanpun anda melihatnya, dan bercandalah dengannya sesering mungkin. Senyum adalah sedekah, dan istrimu bukanlah yang terkecualikan dari umat muslim bukan ? Bayangkan hidup dengan dia yang selalu melihatmu tersenyum. - Biarkan istrimu mengetahui bahwa kau sengang dan merasa diberkahi dengan kehadirannya disisimu. Seorang istri selalu bertanya-tanya bagaimanakah perasaan suaminya terhadapnya. Dia mungkin memiliki perasaan "kurang aman" bersamamu, maka buatlah dia merasa aman dengan kehadiranmu. Hadiahkan dia dengan pelukan saat kau pulang dari bekerja. Hargai dia dan berterimakasihlah karena telah mengurus seluruhnya seharian. Jika tidak terlalu lelah, kau dapat mengajaknya berjalan-jalan, menikmati bintang-bintang, dll.
6. Berterimakasihlah atas apa-apa yang telah dilakukannya untukmu. Berterimkasihlah kembali! Ambil contoh saat makan malam dirumah. Dia membuatkan makanan, membersihkan rumah, dan masih banyak lagi persiapan yang telah dilakukannya. Dan terkadang satu-satunya penghargaan yang diterimanya adalah "sayurnya kurang garam". Jangan lakukan itu, berterimakasihlah padanya.- Tuliskan ucapan terima kasih padanya, tempatkan dibukunya, di dompetnya, dilemari pakaiannya, atau ditempat lain yang mungkin dilihatnya. GUnakan cara-cara kreatifmu sendiri dalam mengungkapkan rasa terima kasih itu. Berikan istrimu buku-buku islam setelah selesai shalat tahajjud. Ingatlah, mereka tidak menginginkan berlian, atau emas permata.... tapi dia menginginkan ketulusan hati kita, jadi berikanlah hadiah yang "berarti". Saat melakukan sesuatu yang membuatnya gembira, perhatikanlah air mukanya, dan tanyakan pada dirimu sendiri bagaimana perasaanmu saat menjadi seseorang yang sangat disayanginya..
7. Tanyakan padanya untuk menuliskan 10 hal yang kau lakukan, yang membuatnya gembira. Setelah itu lakukan kembali hal-hal tersebut. Mungkin agak sulit mengetahui apa-apa yang menyenangkan istri. Tidak perlu menbak-nebak, tanyakan padanya dan lakukan itu sesering mungkin (menyenangkan istri anda) dan berkreatiflah..- Tanyakan juga 10 hal yang tidak disenanginya, atau hal-hal yang pernah anda lakukan yang tidak disenanginya. usahakan untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut di waktu2 yang akan datang. Jika dia sakit, biarkan dia beristirahat, dan bacakan ayat-ayat Qur'an dengan meletakkan tanganmu di keningnya, ALLAH hal ini baik untuk dilakukan. Ingatlah pula bahwa seorang istri membutuhkan suami terlebih lagi dikala dia dalam keadaan kurang sehat. Rawatlah dia, karena istri yang sehat akan berdampak pada keluarga yang sehat pula. Jangan berharap terlalu banyak darinya dikala ia sakit.
8. Jangan mengecilkan semangatnya. Biarkan dia merasa nyaman. Kadang kala pria terlihat "down" bersama-sama dengan istrinya. Hal ini semata-mata untuk menunjukkan kalau kita juga merasakan apa-apa yang dirasakannya. Rasulullah SAW telah mencontohkannya saat Safiyyah ra menangis karena menurutnya Rasulullah SAW telah menempatkannya di unta yang lambat. Rasulullah SAW kemudian menghapus airmatanya, menenangkannya, dan menuntun untanya.- Disaat-saat sedih, berikan bahu anda padanya. Peluk dia dan katakan padanya bahwa segalanya akan baik-baik saja. Ingatlah pula bahwa wanita tidak suka menangis sendirian dipojokan, dalam artian mereka memerlukan seseorang disana untuk dijadikan penenang mereka. Jadilah orang tersebut. Maka ketika dia bersedih, jangan biarkan dia merasa sendirian.
9. Jadilah seseorang yang senang bercanda, dan bercandalah dengan istrimu. Lihatlah Rasulullah SAW yang bermain balapan dengan istrinya Aisha ra digurun. Kapankah terakhir kali kita melakukan hal seperti itu ?- Rasa humor memainkan peran yang penting dalam kehidupan rumah tangga. banyak wanita menginginkan pria yang memilik rasa humor, yang dapat membuat mereka tersenyum. Atau lakukan hal-hal bersama yang menyenangkan.
10. Ingatlah hadits Rasulullah SAW : " Yang terbaik diantara kalian adalah yang paling baik memperlakukan keluarganya. Dan Akulah yang terbaik dari antara kalian dalam memperlakukan keluargaku." Berusahalah untuk selalu melakukan yang terbaik.Kesimpulannya, jangan pernah putus dalam berdoa kepada Allah azza wa jalla, untuk menjadikan kehidupan Rumah tangga kita sakinah, mawaddah, warahmah.Sekali lagi, pasangan kita adalah teman terbaik kita, berbagilah segala sesuatunya dengan mereka. Anda adalah pakaiannya dan dia adalah pakaian anda, sembunyikanlah kesalahannya, dan tampilkanlah kebaikannya. Bermunajatlah selalu kepada Allah, sering-seringlah berpuasa (jikalau memungkinkan dengan keadaanmu) karena itu akan berbuah kesabaran dan takwa. Ingatlah Allah maka Allah akan "mengingat"muSemoga Allah memberkahi kita semua, Amin

Monday, August 11, 2008

AMALIAH NISFU SYA'BAN Meraih anugerah malam berkah




Tak terasa, beberapa hari lagi kita akan me­masuki pertengahan bulan Sya`ban. Pada pertengahan bulan ini ada sebuah malam yang sangat mulia, yaitu malam kelima belas, yang disebut malam Nishfu Sya'ban. Lafazh Nishfu Sya`ban adalah tarkib idhafi (bentuk jamak), yang terdiri dari lafadz nishfu, yang artinya "setengah" atau "separuh", dan Sya`ban, nama bulan kedelapan dalam bulan-bulan Islam.
Ibnu Mandzur dalam Lisan AI-Arab men­jelaskan, "Telah berkata Tsa'lab bahwa sebagian ulama mengatakan, bulan Sya'ban dinamakan dengan nama Sya`ban karena ia sya`ab, artinya zhahir (menonjol) di antara dua bulan, Rajab dan Ramadhan."
Dalam Raudhah Al-'Ulama' diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, "Tahukah kalian, apa sebab ia dinamakan Sya`ban?"
Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya Maha Mengetahui."
Maka beliau bersabda, "Karena, tasya'ub (bercabang-cabang) padanya kebaikan yang banyak."
Malam Nishfu Sya'ban adalah malam yang mempunyai banyak fadhilah atau kelebihan. Dalam Zubdah Al-Wa.`izhin terdapat hadits yang diriwayat kan dari Abi Nashr bin Said, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tatkala datang malam ketiga belas bulan Sya`ban, pernah datang kepadaku Malaikat Jibril seraya berkata, 'Wahai Muhammad, bangun­lah engkau, karena sesungguhnya telah datang waktu ber-Tahajjud, supaya engkau dapat bermo­hon akan maksudmu tentang umatmu'." Maka Nabi pun melakukan itu.

Lalu datang pula Malaikat Jibril ketika fajar subuh bersinar, seraya berkata, "Wahai Muham­mad, sesungguhnya Allah Ta'ala telah memberi­kan kepadamu sepertiga dari umatmu.
Maka menangislah Nabi SAW sambil me­ngatakan, 'Wahai Jibril, beritakanlah kepadaku tentang umatku yang dua pertiga lagi.'
Jibril rnenjawab, `Aku tidak tahu.'
Lalu datang lagi Jibril pada malam yang kedua (yaitu malam yang keempat belas Sya`ban) seraya berkata, "Wahai Muhammad, bangunlah engkau dan ber-Tahajjud-lah.'
Maka Nabi SAW pun melakukan itu.
Lalu datang lagi Malaikat Jibril pada waktu fajar, seraya berkata, 'Wahai Muhammad, sesung­guhnya Allah telah memberikan kepadamu akan dua pertiga umatmu.'
Maka Nabi pun menangis seraya berkata, `wahai Jibril, beritakanlah kepadaku tentang umat­ku yang tinggal.'
Jibril menyahut, "Aku tidak tahu."
Kemudian datang lagi Jibril pada malam Bara'ah (malam kelepasan, pembebasan dari belenggu kesulitan, yaitu malam kelima belas Sya'ban), seraya berkata, `Kabar gembira untukmu, wahai Muhammad. Sesungguhnya Allah telah memberikan untukmu seluruh umatmu yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu'."
Malam Nishfu Sya`ban adalah malam kelepas­an. Pada malam ini umat Nabi Muhammad SAW sangat patut bersyukur dengan melakukan berbagai ibadah yang diridhai. Terdapat banyak keterangan mengenai keutamaan malam Nishfu Sya`ban dan fadhilah menghidupkannya.
Tersebut dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, is berkata, "Telah bersabda Rasulullah SAW, `Pernah datang kepadaku Jibril pada malam Nishfu Sya ban, seraya berkata, `wahai Muhammad, inilah malam yang dibukakan pada­nya pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat. Maka bangunlah engkau, shalatlah, dan angkatkan kepalamu dan kedua tanganmu ke langit.'
Maka aku mengatakan, 'Wahai Jibril, malam apa ini?'
Ia menjawab, 'Inilah malam yang dibukakan padanya tiga ratus pintu rahmat, maka Allah mengaruniakan ampunan bagi mereka yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali orang yang menjadi tukang sihir, tukang tenung, orang yang bermarah-marahan, orang yang terus-menerus minum arak, orang yang terus-menerus berzina, orang yang makan riba, orang yang durhaka kepada ibu-bapaknya, tukang mengadu domba, dan orang yang memutuskan tali kekeluargaan. Maka sesung­guhnya mereka itu tidak diampuni sehingga mereka bertaubat dan meninggalkan perbuatan tersebut.'
Maka Nabi pun keluar, lalu melakukan shalat dan menangis dalam sujudnya dan mengucapkan, 'Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu dan kemurkaan-Mu. Dan tidaklah aku dapat menghitung pujian atas-Mu. Engkau adalah sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri. Maka bagi-Mu-lah pujian hingga Engkau ridha'."
Demikian sekilas keterangan tentang ke­utamaan Nishfu Syaban yang kami sarikan dari kitab Taudhihul-Adillah jilid IV, karya besar K.H. M. Syaffi Hadzami, ulama besar Betawi.



Amalan Malam
Nishfu Sya'Ban
Dalam bonus doa kali ini kami persembah­kan doa dan dzikir yang sangat bagus untuk dibaca pada malam Nishfu Sya`ban, baik yang sudah terkenal dan banyak diamalkan orang maupun yang belum tapi tak kalah bagus kandungannya.

Doa dan Amalan Malam Nishfu Syaban

Dalam riwayat Imam Ali bin Abi Thalib, is mengatakan, "Aku melihat, Rasulullah SAW pada malam Nishfu Sya ban berdiri me­lakukan shalat empat belas rakaat kemudian duduk setelah selesai, lalu membaca Ummul Quran (Al-Fatihah),Al-Ikhlash, Al-Mu'aw­-widzatain (Al-Falaq dan An-Nas), masing­masing empat belas kali, dan membaca Ayat Kursi satu kali. Kemudian beliau membaca:

Laqad ja-akum rasulum-min anfusikum azizun 'alayhi ma 'anittum harishun 'alaikum bil-mu'minina raufur-rahim.

'Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin' (QS At-Tawbah: 128).

Ketika beliau telah selesai, aku bertanya tentang apa yang dilakukannya yang aku lihat itu.
Maka beliau menjawab, 'Barang siapa melakukan seperti yang engkau telah lihat itu, ia mendapatkan pahala seperti dua puluh kali haji mabrur dan puasa dua puluh tahun yang diterima. Jika pagi harinya berpuasa, ia mendapat ganjaran seperti puasa enam puluh tahun yang telah lalu dan enam puluh tahun yang akan datang'."
Adapun Aisyah mengatakan, "Aku men­dengar, beliau mengucapkan dalam sujud­nya:
Allahumma inni a`udzu bi'afwika min `iqabika, wa a`udzu biridhaka min sakhathika, wabika minka, jalla wajhukal-karim, la uhshi tsana-an 'alayka, anta kama atsnayta `ala nafsik.

`Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung de­ngan ampunan-Mu dari siksa-Mu, dan aku ber­lindung dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan­Mu, dan dengan pertolongan-Mu dari hukuman­Mu. Mahaagung wajah-Mu yang mulia. Aku tak dapat membilang pujian terhadap-Mu. Engkau sebagaimana Engkau memuji diri-Mu'

Di pagi harinya aku menyebutkan ihwal itu kepada beliau.

Maka beliau mengatakan, Wahai Aisyah, pelajarilah itu dan ajarkanlah itu, karena se­sungguhnya Jibril mengajarkannya kepada­ku dan menyuruhku untuk mengulang-ulangi­nya dalam sujud'."
Dalam riwayat lain dari Al-Baihaqi di­sebutkan demikian doanya:
Sajada laka khayali wasawadi wa amana bika fuadi fahadzihi yadi wama janaytu biha `ala nafsi ya `azhimu yurja likulli `azhim, ighfiridz-dzanbal `azhim, sajada wajhiya lilladzi khalaqahu wa shawwarahu wa syaqqa sam`ahu wa basharah.

`Telah sujud kepada-Mu bayanganku dan diri­ku, dan telah beriman kepada-Mu hatiku. Inilah tanganku dan dosa yang aku perbuat dengannya terhadap diriku. Wahai Yang Mahaagung, yang diharapkan untuk segala sesuatu yang sangat penting, hapuskanlah dosa yang sangat besar. Telah bersujud wajahku kepada Dzat yang telah menciptakannya, membentuknya, membuka pendengarannya dan penglihatannya.'

Kemudian beliau mengangkat kepalanya, lalu kembali sujud dengan mengucapkan:

Allahumma inni a `udzu biridhaka min sakhathika wa a`udzu bi`afwika min `iqabika, jalla wajhuka, la uhshi tsana-an 'alayka, anta kama atsnayta `ala nafsika
1
'Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dengan keridhaan-Mu dari murka-Mu, dan aku berlindung dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu. Mahaagung wajah-Mu yang mulia. Aku tak dapat membilang pujian terhadap-Mu. Engkau sebagaimana Engkau memuji diri-Mu.

Kemudian beliau mengangkat kepalanya lalu mengucapkan:

Allahummarzuqni qalban taqiyyan, minasy­syirki naqiyyan, la jafiyan, wala syaqiyya.

'Ya Allah, berikanlah kepadaku hati yang bertaqwa, yang bersih dari syirik, tidak berpaling dan tidak pula sengsara.'

Allahumma antal hayyul-qayyumul-`azhimul-­khaliqur-raziqul-muhyil-mumitul-badiul badi’u, lakal-jalalu walakal-fadhlu walakal-hamdu walakal-mannu walakal- judu walakal-karamu walakal-amru walakal-hamdu walakasy-syukru wahdaka la syarika lak, ya wahidu ya ahadu ya shamadu ya man lam yalid walam yulad walam yakun lahu kufuwan ahad, shalli `ala sayyidina muhammadin wa `ala ali sayyidina muhammad­in waghfirli warhamni wakfini ma ahammani waqdhi dayni wa wassi’alayya fi rizqi, fainnaka fi hadzihil-laylati kulla amrin hakimin tafruqu, wa man tasya-u min khalqika tarzuqu, farzuqni wa anta khayrur-raziqin, fa innaka qulta wa anta khayrul-qa-ilinan-nathiqin: was-alullahu min fadhlihi, famin fadhlika as-alu wa iyyaka qasadtu walaka rajawtu farhamni ya arhamar-rahimin.

'Ya Allah, Engkaulah Yang Maha hidup, Maha Berdiri Sendiri, Maha tinggi, Maha agung, Maha Pencipta, Maha Memberi Rizqi, Maha Menghi­dupkan, Maha Mematikan, Yang Maha Mencipta, milik-Mu segala keagungan, milik-Mu segala keagungan, milik-Mu segala keutamaan, milik-Mu segala pujian, milik-Mu segala anugerah, milik-Mu segala kemurahan, milik-Mu segala kemurahan, milik-Mu segala sesuatu, milik-Mu segala pujian, milik-Mu rasa syukur, tidak ada sekutu bagi-Mu. Wahai Yang Maha tunggal, wahai Yang Maha Esa, wahai Dzat tempat bergantung, wahai Dzat yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya, limpah­kanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Mu­hammad, dan kepada keluarga junjungan kami, Nabi Muhammad. Ampunilah aku, rahmatilah aku, jauhkanlah dariku apa yang menyusahkanku, lunasilah utangku, dan luaskanlah rizqiku, karena sesungguhnya Engkau pada malam ini menjelas­kan segala urusan yang penuh hikmah dan Eng­kau memberi rizqi siapa yang Engkau kehendaki dan makhluk-Mu, maka berikanlah aku rizqi, dan Engkaulah sebaik-baik yang memberi rizqi. Karena, sesungguhnya Engkau telah mengatakan dan Engkau sebaik-baik yang berkata dan bertutur: Dan mintalah kalian kepada Allah anugerah-Nya. Maka aku meminta anugerah-Mu, Engkaulah yang aku tuju, dan kepada-Mu aku berharap. Maka kasihi­lah aku,wahaiYang Paling Pengasih di antara yang pengasih:

AIlahummaqsim lana min khasy-yatika ma yahulu baynana wa bayna ma `shiyatika wamin tha `atika ma tuballighuna bihi ridhwanaka wa minal-yaqina ma yahunu `alayna bihi mushi­-batud-dunya. Allahumma amti`na bi-asma`ina wa absharina wa quwwatina ma ahyaytana waj`alhul-waritsa minna waj`al tsa'rana `ala man zhalamana wanshurna `ala man `adana wala taj`al mushibatana fi dinina wala taj`alid-dun-ya akbara hammina wala mablagha `ilmina wala tusallith `alayna man la yarharnuna birahmatika ya arhamar-rahimin.

"Ya Allah, berikanlah kepada kami rasa takut yang menghalangi kami berbuat maksiat kepada­Mu, ketaatan yang mengantarkan kami pada ke­ridhaan-Mu, dan keyakinan yang membuat mu­sibah-musibah dunia menjadi tak berarti di mata kami. Ya Allah, berilah kami kesenangan dengan pendengaran kami, penglihatan kami, dan kekuat­an kami, selama Engkau masih menghidupkan kami. Berilah balasan kepada orang yang men­zhalimi kami, dan tolonglah kami menghadapi orang-orang yang memusuhi kami. Dan janganlah Engkau jadikan musibah kami adalah musibah pada urusan agama kami, dan jangan pula Engkau jadikan dunia sebagai cita-cita kami yang terbesar dan puncak pengetahuan kami. Dan janganlah Engkau kuasakan terhadap kami orang-orang yang tidak mengasihi kami. Dengan rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang"

DO’A NISFU SYA’BAN YANG TERKENAL

Disamping dapat mengamalkan doa-doa diatas, kitapun dapat mengamalkan doa-doa berikut yang lebih terkenal dan banyak diamalkan di masyarakat kita. Diantaranya doa di bawah ini :

Allahumma ya dzal-manni wa la yumannu 'alaika ya dzal- jalali wal-ikram, ya dzath-thauli wal-in`am, la ilaha illa anta zhahral-lajina wa jaral­-mustajirina wa ma' manal-kha'ifin.

Allahumma in kunta katabtana 'indaka fi ummil-kitabi asyqiya'a au mahrumina au muq­taran `alaina fir-rizqi famhullahumma bifadhlika syaqawatana wa hirmanana wa iqtara arzaqina wa atsbitna 'indaka fi ummil-kitabi su`ada'a marzuqina muwaffaqina lil-khairat. Fainnaka qulta wa qaulukal-haqqu fi kitabikal-munzali `ala lisani nabiyyikal-mursal, yamhul-lahu ma yasya'u wa yutsbitu wa 'indahu ummul-kitab.

llahana bit-tajallil-a`zhami ft lailatin-nishfi min syahri sya banal-mukarram allati yufraqu fiha kullu amrin hakimin wa yubram nas'aluka an taksyifa `anna urinal-bala'i ma na`lamu wa ma la na `lam, wa ma anta bihi a `lam. Innaka antal-a`azzul-akram. Wa shallallahu `ala sayyi­dina Muhammadin wa `ala alihi washahbihi wa sallam.

"Wahai Allah, wahai Dzat yang mempunyai anugerah dan Engkau tidak diberi anugerah, wahai Dzat yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan, wahai Dzat yang mempunyai ke­kuasaan dan memberikan kenikmatan, tiada Tuhan melainkan Engkau. Engkaulah Penolong orang-orang yang memohon pertolongan, Pelin­dung orang-orang yang mencari perlindungan, dan Pemberi keamanan kepada orang-orang yang ketakutan.

Wahai Allah, jika Engkau mencatat kami di sisi-Mu dalam induk catatan sebagai orang­ orang yang celaka, terhalang dari rahmat-Mu, dijauhkan dari-Mu, atau disempitkan dalam mendapat rizqi, dengan karunia-Mu, ya Allah, hapuskanlah kecelakaan kami, keterhalangan kami, jauhnya kami dari rahmat-Mu, dan ke­sempitan rizqi kami. Dan tetapkanlah kami di sisi-Mu dalam induk catatan sebagai orang­ orang yang berbahagia, diberi rizqi yang luas, serta diberi petunjuk menuju kebajikan. Karena sesungguhnya Engkau telah berfirman dalam kitab-Mu yang telah diturunkan kepada Rasul­Mu, sedangkan firman-Mu itu benar, `Allah menghapus dan menetapkan apa yang dike­hendaki-Nya dan di sisi-Nya terdapat induk kitab.'
Tuhan kami, dengan tajalli-Mu yang maha­ besar pada malam Nishfu Syaban yang mulia ini, ketika setiap urusan dibedakan dan ditetap­kan di dalamnya, kami memohon kepada-Mu agar Engkau palingkan kami dari segala ben­cana, baik yang kami ketahui maupun yang ti­dak, kami ketahui, dan segala yang lebih Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkau Dzat yang pa­ling mulia dan paling pemurah. Dan semoga Allah senantiasa memberi rahmat dan kese­jahteraan kepada junjungan kami, Nabi Mu­hammad, keluarga, dan sahabatnya."

Selain itu dapat pula dibaca doa yang pen­dek berikut ini:

Allahumma innaka ’afuwwun karimun tuhibbul-'afwa fa'fu anni. Allahumma inni as'alukal-`afwa wal-`afiyata wal-mu`afatad­-da'imata fid-dini wad-dunya wal-akhirah.

Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Mulia, Engkau suka mengampuni.Maka Ampunilah aku.Ya Allah mohon ampunan dan afiat, serta perlin­dungan yang tetap dalam urusan agama, dunia, dan akhirat."
Selain pada malam Nishfu Sya'ban, doa tersebut juga sebaiknya dibaca pada Lailatul Qadr, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits.

Sedangkan doa yang lebih panj ang adalah sebagai berikut:

Ilahana juduka dallana `alaika wa ihsanuka qarrabana ilaik, nasyku ilaika ma la yakhfa `alaika wa nas'aluka ma la ya `suru `alaik, idz 'ilmuka biha­lina yughni `an su'a lina, ya mufarrija karbil-mak­rubin, farrij `anna ma nahnu fih, la ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh-zhalimin. Fastajabna lahu wa najjainahu minal-ghammi wa kadzalika nunjil-mu'minin.

Allahumma ya dzal-manni wa la yumannu 'alaika ya dzal jalali wal-ikram. Ya dzath-thauli wal­-in`am, la ilaha illa anta zhahral-lajina wa jaral-mus­tajirina wa ma' manal-kha'ifin.

Allahumma in kunta katabtana indaka fi ummil-kitabi asyqiya’a au mahrumina au muqtarran ‘alaina fir-rizqi famhul-lahumma bifadhlika syaqawatana wa hirmanana waqtitara arzaqina wa atsbitna°indaka fi ummil-kitabi su`ada'a marzuqina muwaf faqina lil-khairat Fainnaka qulta wa qaulukal-haqqu fi kitabikal-munzali 'ad lisani nabiyyikal-mursal, yamhul-lahu masya'u wa yutsbitu wa 'indahu ummul kitab.
Ilahana bit-tajallil-a`zham, fi lailatin-nishfi min syahri sya’banal-mukarram, allati yufraqu fiha kullu amrin hakimin wa yubram, an taksyifa `anna minal­bala'i ma na’lamu wa ma la na’lam, wa ma anta bihi a’lam. Innaka antal-a `azzul-akram.
llahana ta`arradha ilaika fi hadzihil-lailatil­muta `arridhun, wa qashadaka wa ammala ma `ru­faka wa fadhlakath-thalibun, wa raghiba ila judika wa karamikar-raghibun, wa laka fi hadzihil-lailati nafahat, wa tamunnu biha 'ala man tasya'u min ibadika wa takhushu biha man ahbabtahu min khalqika wa tamna `u wa tahrimu man lam tasbiq lahul-`inayatu minka.

Allahumma inna nas'aluka min khairi ma ta’lam, wa na`udzu bika min syarri ma ta’lamu wa nastagh­firuka min kulli ma ta’lam, innaka anta `allamul­ghuyub.

Fanas'aluka ya Allahu bi'ahabbil-asma'i ilaika wa akramil-anbiya'i `alaika an taj`alana mimman sabaqat lahu minkal-`inayah, waj-`alna min aufari 'ibadika wa ajzali khalqika hazhzhan wa nashiban wa qisman wa hibatan wa 'athiyyah, fi kulli khairin taqsimuhu fi hadzihil-lailati au fima ba’daha min nurin tahdi bihi au rahmatin tansyuruha, au rizqin tabsuthuhu au dhurrin taksyifuhu au dzanbin tagh­firuhu au syiddatin tadfa `uha, au fitnatin tashrifuha au bala'in tarfa`uhu au mu`afatin tamunnu biha, au 'aduwwin takfihi fakfina kulla syarrin, wa waffiqnal­-lahumma limakarimil-akhlaq, warzuqnal-`afiyata wal-barakata was-sa`ata fil-arzaqi wa sallimna minar-rijzi wasy-syirki wan-nifaq.

Allahumma innal-`ilma 'indaka wa huwa 'anna mahjubun wa la na `lamu amran nakhtaruhu li'anfu­sina wa qad fawwadhna ilaika umurana wa rafa`na ilaika hajatina, wa rajaunaka lifaqatina wa faqrina, fa'arsyidna ya Allahu wa tsabbitna wa waffiqna ila ahabbil-umuri ilaik, wa ahmadiha ladaik, fa'innaka tahkumu bima tasya'u wa taf’alu ma turid, wa anta `ala kulli syai'in qadir.
Wa la haula wa la quwwata illa bil-lahil-`aliyyil­`azhimi wa shallal-lahu `ala sayyidina Muhammadin wa `ala alihi washahbihi wa sallam, subhana rabbika rabbil-`izzati `amma yashifuna wa salamun `alal­mursalin wal-hamdu lillahi rabbil`alamin.

"Tuhan kami, kemurahan-Mu menunjukkan kami kepada-Mu, kebaikan-Mu mendekatkan kami kepada­Mu. Kami mengadu kepada-Mu tentang apa saja yang tidak tersembunyi dari-Mu dan kami memohon
kepada-Mu segala sesuatu yang tak sulit bagi-Mu. Karena, pengetahuan-Mu tentang keadaan kami tak membutuhkan permintaan kami. Wahai Dzat yang melapangkan kesulitan orang-orang yang berada dalam kesulitan, lapangkanlah kami dari kesulitan yang sedang kami hadapi. Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku ter­golong orang-orang yang zhalim. Maka Kami penuhi permohonannya dan Kami selamatkan is dari ke­susahan. Dan demikian pula Kami selamatkan orang­ orang mukmin.
Wahai Allah, wahai Dzat yang mempunyai anu­gerah dan Engkau tidak diberi anugerah, wahai Dzat yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan, wahai Dzat yang mempunyai kekuasaan dan memberikan kenikmatan, tiada Tuhan melainkan Engkau. Eng­kaulah Penolong orang-orang yang memohon per­tolongan, Pelindung orang-orang yang mencari per­lindungan, dan Pemberi keamanan kepada orang­orang yang ketakutan.
Wahai Allah, jika Engkau mencatat kami di sisi­Mu dalam induk catatan sebagai orang-orang yang celaka, terhalang dari rahmat-Mu, dijauhkan dari-Mu, atau disempitkan dalam mendapat rizqi, dengan karunia-Mu, ya Allah, hapuskanlah kecelakaan kami, keterhalangan kami, jauhnya kami dari rahmat-Mu, dan kesempitan rizqi kami. Dan tetapkanlah kami di sisi-Mu dalam induk catatan sebagai orang-orang yang berbahagia, diberi rizgi yang luas, serta diberi petunjuk menuju kebajikan. Karena sesungguhnya Engkau telah berfirman dalam kitab-Mu yang telah diturunkan kepada Rasul-Mu, sedangkan firman-Mu itu benar, `Allah menghapus dan menetapkan apa yang dikehendaki-Nya dan di sisi-Nya terdapat induk kitab.'
Tuhan kami, dengan tajalli-Mu yang maha­besar pada malam Nishfu Sya'ban yang mulia ini, ketika setiap urusan dibedakan dan ditetapkan di dalamnya, kami memohon kepada-Mu agar Engkau palingkan kami dari segala bencana, balk yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui, dan segala yang lebih Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkau Dzat yang paling mulia dan paling pemurah.
Ya Allah, Tuhan kami, pada malam ini mengha­dap kepada-Mu orang-orang yang menghadap, me­nuju kepada-Mu orang-orang yang mencari kebaik­an-Mu dan keutamaan-Mu, telah memohon dengan sungguh-sungguh orang-orang yang meminta ke­murahan-Mu dan kemuliaan-Mu. Pada malam ini Engkau memiliki pemberian, anugerah, dan hadiah. Engkau anugerahkan kepada orang yang Engkau kehendaki dari hamba-Mu, Engkau khususkan ke­pada orang yang Engkau cintai dari makhluk-Mu. Engkau cegah dan halangi orang yang tidak menda­patkan pertolongan dari-Mu.
Ya Allah, kami mohon, kepada-Mu kebaikan yang Engkau ketahui, kami berlindung kepada-Mu dari keburukan yang Engkau ketahui, dan kami me­mohon ampun atas dosa yang Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib.
Kami mohon kepada-Mu, ya Allah, dengan nama­ nama yang paling dicintai oleh-Mu dan nabi yang termulia di sisi-Mu, agar Engkau menjadikan kami termasuk orang-orang yang mendapatkan perto­longan dari-Mu. Dan jadikanlah kami termasuk hamba­ hamba-Mu yang paling banyak mendapat bagian, anugerah, dan pemberian di antara makhluk-makh­luk-Mu dalam setiap kebaikan yang Engkau berikan pada malam ini atau malam setelahnya, berupa ca­haya yang Engkau hadiahkan, rahmat yang Engkau sebarkan, rizqi yang Engkau bentangkan, bahaya yang Engkau lenyapkan, dosa yang Engkau hapus­kan, kesusahan yang Engkau tolak, fitnah yang Eng­kau palingkan, musibah yang Engkau hilangkan, per­lindungan dad segala yang tidak baik yang Engkau berikan, atau musuh yang Engkau hindarkan. Hindar­kan kami dari segala kejahatan.Ya Allah, berikan kami taufik untuk berbudi pekerti yang luhur. Berikan kami kesehatan, keberkahan, dan keluasan dalam rizqi. Selamatkan kami dari dosa, syirik, dan kemunafikan.
Ya Allah, pengetahuan itu ada pada-Mu dan ter­halang dari kami,, Kami tidak mengetahui perkara yang Engkau pilihkan untuk diri kami. Kami telah menyerahkan urusan kami kepada-Mu, kami telah sampaikan kebutuhan kami kepada-Mu, dan kami berharap kepada-Mu karena kemiskinan dan ke­perluan kami. Ya Allah, berilah kami petunjuk, teguhkanlah kami, dan berilah kami taufik menuju perkara-perkara yang paling dicintai oleh-Mu dan paling terpuji di hadapan-Mu. Sesungguhnya Engkau memutuskan sesuatu yang Engkau sukai dan Engkau perbuat apa yang Engkau kehendaki. Dan Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah, Yang Maha luhur dan Agung. Semoga rahmat dan kesejahteraan Allah terlimpah kepada pemimpin kami, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan sahabatnya. Mahasuci Tuhanmu, yang mempunyai keperkasaan, dari apa yang mereka katakan. Dan semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada para rasul. Ameen

Wednesday, August 6, 2008

ARTI HIDUP DI DUNIA INI

Oleh : K.H. Abdullah Gymnastiar


Aku harus siap menghadapi hidup ini apapun yang terjadi.
Hidup di dunia ini hanya satu kali, aku tak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna.
Tugasku adalah menyempurnakan niat dan ikhtiar, perkara apapun yang terjadi kuserahkan kepada Allah yang Maha Tahu terbaik bagiku.
Aku harus selalu sadar sepenuhnya bahwa yang terbaik menurutku belum tentu terbaik menurut Allah SWT, bahkan sangat mungkin aku terkecoh oleh keinginan dan harapanku sendiri.
Pengetahuan tentang diriku atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya, Dia tahu awal, akhir dan segala-galanya. Sekali lagi betapapun aku sangat menginginkan sesuatu tetapi hatiku harus aku persiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai dengan harapanku , karena mungkin itulah yang terbaik bagiku.
Aku harus rela dengan kenyataan yang terjadi Bila sesuatu terjadi ya.....inilah kenyataan dan episode yang harus aku jalani.
Aku harus menikmatinya dan aku tak boleh larut dalam kekecewaan berlama lama, kecewa,dongkol,sakit hati, tak akan merubah apapun selain meneyengsarakan diri sendiri. Dongkol begini tak dongkol juga begini.
Hatiku harus realistis menerima kenyataan yang ada, namun tubuh serta pikiranku harus tetap bekerja keras dan menyelesaikan masalah ini.
Aku tak boleh mempersulit diri. Aku harus yakin bahwa hidup ini bagai siang dan malam pasti silih berganti.Tak mungkin siang terus tak mungkin malam terus, pasti setiap kesenangan ada ujungnya begitupun masalah yang menimpaku pasti ada akhirnya, aku harus sangat sabar menghadapinya.
Akupun harus yakin bahwa musibah terjadi dengan ijin Allah yang Maha Adil pasti sudah diukur dengan cermat oleh NYA tak mungkin melampaui batas kemampuanku karena dia tak pernah menzholimi hambanya.
Aku tak boleh menzholimi diriku sendiri dengan pikiran buruk yang mempersulit dan menyengsarakan diri, pikiranku harus tetap jernih ,terkendali,tenang dan proporsional aku tak boleh terjebak mendramatisir masalah , bahkan sebaliknya hanya akan menambah masalah, semua harus dengan tegar kuhadapi dengan baik, aku tak boleh menyerah aku tak boleh kalah.
Mesti segala sesuatu akan ada akhirnya begitupun persoalan yang kuhadapi seberat apapun persoalan yang kuhadapi, seperti yang di janjikan Allah ” Fa innama'al 'usri yusron, innama'al 'usri yusro (Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan ) ...janji yang tak mungkin di pungkiri oleh Allah.SWT.
Segala yang terjadi mutlak adalah atas ijin Allah SWT dan Allah tak mungkin berbuat sesuatu yang sia sia.
Pasti ada hikmah dibalik setiap kejadian sepahit apapun pasti ada kebaikan yang terkandung di dalamnya, bila disikapi dengan benar.
Harus kurenungkan mengapa Allah menakdirkan semua ini menimpaku, bisa jadi peringatan atas dosa dosa ku,kelalaian atau mungkin saat kenaikan kedudukan disisi Allah.
Mungkin harus berpikir keras untuk menemukan kesalahan yang ku perbaiki.
Setiap kejadian bagai cermin pribadi aku tak boleh gentar dengan kekurangan dan kesalahan yang terjadi , yang penting kini aku mengetahui diriku yang sebenarnya dan aku bertekad sekuat tenaga untuk memperbaikinya. Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Tobat.
Ingat selalu janji Allah
Barang siapa yang bertaqwa kepada Ku niscaya kuberi jalan keluar dari setiap urusannya dan kuberi rizki /pertolongan dari tempat yang tidak terduga, dan barang siapa yang bertawakal kepada Ku niscaya akan Aku cukupkan kebutuhannya.